Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Kawat Baja Tolak Pengenaan Bea Masuk Anti-dumping

Kompas.com - 13/12/2017, 21:06 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pengusaha yang tergabung dalam Gabungan Industri Produk Kawat Baja Indonesia (Gipkabi) sepakat menolak usulan pengenaan bea masuk anti-dumping (BMAD) yang direkomendasikan Komite Anti Dumping Indonesia (KADI), baru-baru ini.

Usulan tersebut sedang dibahas oleh Kementerian Perdagangan, dan hasil dari pembahasan tersebut nantinya akan menentukan apakah pengenaan BMAD diterapkan atau tidak.

Adapun penyelidikan anti-dumping terhadap impor produk steel wire rods (SWR) atau batang kawat baja asal China sudah berlangsung dari 31 Agustus 2016 hingga 1 Desember 2017 lalu. Dari penyelidikan tersebut, KADI mengeluarkan laporan akhir dengan merekomendasikan BMAD sebesar 10,2 sampai 13,5 persen selama 5 tahun.

"Rekomendasi KADI tidak dibuat berdasarkan bukti-bukti, fakta-fakta, dan penjelasan yang telah kami sampaikan sebelumnya. Rekomendasi itu terlalu banyak asumsi," kata Ketua Gipkabi Aryo N Setiantoro saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (13/12/2017).

Baca juga: Komite Anti-dumping Selidiki Impor Batang Kawat Baja dari China

Menurut Aryo, selama ini pemerintah melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 82 Tahun 2016 sudah mengatur mekanisme kendali efektif atas impor SWR. Impor SWR di Indonesia juga dinilai sudah diatur secara ketat selama ini, sampai berdampak pada menurunnya jumlah impor SWR selama tahun 2017.

"Bea masuk safeguard juga masih berlaku sampai saat ini, sehingga BMAD ditambah dengan kebijakan pengetatan impor SWR sama saja membunuh pelaku usaha hilir kawat baja pratekan," tutur Aryo.

Alasan para pengusaha impor bahan baku untuk kawat baja disebut karena kualitas dari luar negeri lebih baik ketimbang yang ada di dalam negeri. Dari segi harga, menurut Aryo, sebenarnya sama saja atau beda-beda tipis sehingga ini bukan soal efisiensi, melainkan ingin mencari kualitas atas barang yang dihasilkan nantinya.

"Untuk itu, kami memohon dengan segala hormat agar pemerintah menolak rekomendasi pengenaan BMAD dari KADI atas impor SWR," ujar Aryo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com