Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akuisisi Saham Standard Chatered di Bank Permata Bakal Perkuat Bank Mandiri?

Kompas.com - 01/03/2019, 10:22 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana Standard Chartered Bank (SCB) melepas 44,45 persen sahamnya di Bank Permata terus menjadi perhatian publik.

Kabar terbaru, calon pembeli potensial saham SCB itu kian mengerucut pada dua investor besar, yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan Mitsubishi UFJ Financial Group, Inc atau MUFG.

Sebelumnya, beberapa investor disebut-sebut tertarik untuk menjadi calon pemilik baru Bank Permata. Termasuk konsorsium Texas Pacific Group (TPG)-Northstar Group. Namun, tampaknya kabar tersebut tidak benar.

Sampai akhir tahun 2018 Bank Permata memiliki total aset sebesar Rp 152,75 triliun. Dengan aset yang berpotensi terus meningkat, kepemilikan Permata diperkirakan akan mampu mengembalikan Bank Mandiri sebagai yang terbesar di Indonesia.

Baca juga: Standard Chartered Bakal Divestasi 45 Persen Saham Bank Permata

Pengamat Perbankan Paul Sutaryono juga mendorong Bank Mandiri untuk mengoptimalkan peluang penjualan saham Stanchart di Bank Permata.

Menurutnya, akuisisi ini juga akan menciptakan konsolidasi perbankan yang masih dibutuhkan oleh industri perbankan nasional.

"Di industri perbankan akuisisi itu hal yang biasa. Dan sebaiknya (saham Permata) diakuisisi oleh Bank Mandiri, karena ini bank besar dan BUMN," ujar Paul saat dihubungi Kontan, Kamis (28/2/2019).

Saat dikonfirmasi Kontan.co.id, manajemen Bank Mandiri belum memberikan tanggapan. Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan dan Corporate Secretary Bank Mandiri, Rohan Hafas belum menjawab panggilan telepon dari KONTAN. Konfirmasi yang dikirim melalui pesan singkat WhatsApp juga belum direspons.

Baca juga: Standard Chartered akan Lepas Bank Permata, Ini Komentar Direksi

Sesungguhnya dengan masuknya bank Mandiri aset-aset perbankan nasional tetap dimiliki oleh bangsa sendiri. Kepemilikan asing di perbankan dinilai sudah terlalu besar.

Stanchart mengakuisisi 44,5 persen saham Permata dalam dua tahap transaksi. Pada tahun 2004, konsorsium Stanchart-Astra berhasil memenangkan 51 persen tender penjualan saham Bank Permata oleh BPPN senilai Rp 1,38 triliun.

Lalu pada September 2006 konsorsium ini kembali membeli 25,9 persen saham Permata milik pemerintah melalui PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) sebesar Rp 1,8 triliun.

Kedua anggota konsorsium itu lantas meningkatkan kepemilikannya di Permata. Hingga akhir 2018 Stanchart dan Astra memiliki saham di Bank Permata masing-masing 44,5 persen saham. (Dikky Setiawan)

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Akuisisi saham Standard Chartered di Permata bakal perkuat Bank Mandiri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com