Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salah Kelola Keuangan Rumah Tangga Bisa Jadi Penyebab Perceraian

Kompas.com - 03/03/2019, 14:10 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa sangka keuangan merupakan faktor utama kehidupan rumah tangga mengalami perceraian.

Berdasarkan data dari tahun 2015-2018 di Mahkamah Agung, gugatan cerai tiga kali lebih banyak ketimbang talak.

"Sekitar 400.000 wanita yang menggugat cerai suaminya dan hanya 200.000 saja melakukan talak terhadap istrinya," kata  Asep Haerul Gani, Psikolog dan Human Capital Coach, dalam acara bedah buku di Pondok Indah Mall, Sabtu (02/03/2019).

Di antara data-data tersebut, masalah yang paling banyak dihadapi oleh pasangan suami istri ada dua faktor utama, yaitu perekonomian rumah tangga yang tidak sesuai dan pertengkaran yang tidak ada habisnya karena masalah finansial.

Baca juga: Ajarkan Anak Kelola Uang sejak Kecil Biar Saat Dewasa Bisa Sejahtera

Setelah diselidiki kata Asep, penyebab utamanya bukan kekurangan uang, melainkan salah mengelola keuangan rumah tangga. Kebanyakan pasangan suami istri tidak terbuka dalam masalah finansial satu sama lain.

"Saya pernah menghadapi client yang menghabiskan Rp 3 miliar untuk membeli aset sementara kebutuhan anak dan istrinya ditelantarkan. Itulah salah satu faktor yang menjadi penyebab hancurnya rumah tangga," kata Asep.

Asep menuturkan, perencanaan anggaran nikah juga diperlukan. Karena banyak orang yang bangkrut setelah menikah karena pengelolaan finansial yang anjlok.

"Saya pernah menghadiri acara pernikahan yang rundown-nya 365 halaman. Baru dua bulan menikah, hubungannya sudah mulai retak dan muncul tanda-tanda perceraian karena bangkrut akibat biaya nikah yang terlalu berlebihan," ucap dia.

Baca juga: Investor Pertanyakan Dampak Perceraian Jeff Bezos, Saham Amazon Loyo

Selain itu, kebanyakan masyarakat Indonesia yang merencanakan pernikahan tidak dibarengi dengan merencanakan biaya rumah tangga setelah menikah seperti biaya makan, biaya membeli rumah, dan biaya lainnya.

Perencanaan keuangan yang buruk disebabkan oleh tidak bisanya seseorang mengelola diri meskipun sudah tahu bagaimana cara mengelola uang.

"Problem utamanya bukan mengelola uang, tetapi mengelola diri. Walaupun sudah diajarkan finansial training, orang tersebut susah mengelola uang karena tidak mengerti bedanya keinginan dan kebutuhan," ujara dia.

Asep juga menganjurkan seluruh orang tua di Indonesia untuk memberi contoh kepada anak-anaknya sejak dini tentang pentingnya membelanjakan uang sesuai kebutuhan. karena setelah melakukan riset, kebiasaan buruk itu berasal dari kebiasaan orang tua yang dilihat anak-anaknya sejak dini.

Baca juga: Apakah Kamu Termasuk Milenial yang Ogah Investasi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com