Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tips Menghadapi Perbedaan Pilihan Politik di Lingkungan Kerja

Kompas.com - 04/03/2019, 14:48 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jelang Pemilihan Presiden 2019 pembahasan mengenai siapa tokoh yang lebih cocok memimpin Indonesia kerap terjadi dimana-mana. Tak terkecuali di lingkungan pekerjaan.

Bisa saja, antara kita dengan rekan kerja berbeda pilihan politiknya. Namun, hal tersebut tak boleh mengganggu kinerja kita dalam sebuah perusahaan.

Lantas, bagaimana cara agar tetap bisa bekerja maksimal meskipun rekan kerja kita berbeda pilihan politiknya?

Jangan Pengaruhi Pilihan Politik Karyawan Lain

Psikolog Bondhan Kresna menilai sebaiknya tak perlu mencoba mengubah pilihan politik rekan kerja kita. Sebab, hal tersebut dapat menimbulkan konflik.


"Kalau menurut saya lebih baik kita enggak ikut-ikutan untuk saling mempengaruhi satu sama lain," ujar Bondhan saat dihubungi Kompas.com, Senin (4/3/2019).

Menurut Bondhan, mempengaruhi orang untuk mengubah pilihan politiknya tak mudah. Sebab, setiap orang mempunyai keyakinan masing-masing mengenai tokoh jagoannya.

Mencoba mengubah pilihan orang lain agar sama pilihannya dengan kita rentan menimbulkan konflik.

"Kalau dari sisi psikologi, ketika kita sudah mantap dengan pilihan kita, mau dipengaruhi seperti apa tidak akan berubah," kata Bondhan.

Tidak Memamerkan Pilihan Politik

Bondan menyarankan, ada baiknya kita tak perlu menggembar-gemborkan pilihan politik kita di lingkungan kerja. Dengan begitu, dapat meminimalisir konflik di lingkungan kerja yang dapat mengganggu kinerja kita di kantor.

"Pilihan politik itu kayak hal yang pribadi. Jadi selama kita bukan tim sukses orang yang terlibat langsung dalam kontestasi, ya enggak perlu disebar-sebarkan. kalau ditonjolkan pun enggak akan mengubah sikap orang," ucap dia.

Selain itu, Bondhan juga menyarankan agar kita menghindari obrolan politik di lingkungan kerja.

"(Obrolan politik) dihindari kalau bisa, kalau enggak bisa, ya kalau ada orang serius berbicara soal politik, kita becandain. Hal simpel seperti itu bisa mengurangi tensi ketika kita membicarakan politik di lingkungan kerja," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com