Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2018, Indosat Merugi Rp 2,4 triliun

Kompas.com - 06/03/2019, 15:50 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun 2018 lalu sepertinya menjadi tahun yang berat bagi PT Indosat Tbk (ISAT). Pasalnya perusahaan halo-halo ini harus menderita kerugian bersih sebesar Rp 2,4 triliun. Padahal di tahun sebelumnya, ISAT masih mencetak laba bersih sebesar Rp 1,13 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan ISAT di website Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (5/3/2019), pendapatan ISAT harus turun cukup dalam hingga 22,68 persen year on year (yoy) menjadi Rp 23,16 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 29,92 triliun.

Ketiga sumber pendapatan dari ISAT kompak turun yakni dari pendapatan seluler, pendapatan multimedia, komunikasi data dan internet, serta pendapatan telekomunikasi tetap. Adapun masing-masing pendapatan sebesar Rp 18,02 triliun, Rp 4,38 triliun, dan Rp 729,4 miliar.

Pendapatan seluler ISAT melorot 26,38 persen. Pendapatan multimedia, komunikasi data, internet ISAT turun 3,10 persen dan pendapatan telekomunikasi tetap turun 20,12 persen.

Baca juga: Laba Bersih Bank Ini Melonjak 371 Persen, Apa Faktornya?

Padahal jika melihat total beban, ISAT justru mengalami efisensi sebesar 8,84 persen menjadi Rp 23,60 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp 25,89 triliun.

Bahkan, ISAT juga mencatatkan keuntungan yang diasosiasikan dengan hilangnya pengendalian atas entitas anak sebesar Rp 924,89 miliar. Ini adalah keuntungan dari penjualan saham PT Artajasa Pembayaran Elektronis yang dimiliki secara langsung lewat PT Aplikanusa Lintasarta.

Namun merosotnya pendapatan menyebabkan biaya beban dan biaya keuangan sebesar Rp 2,12 triliun tidak bisa tertutupi. Walhasil berkat rugi tersebut, ekuitas perusahaan harus merosot menjadi Rp 12,13 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 14,81 triliun.

Di sisi lain, liabilitas ISAT pun tercatat meningkat menjadi Rp 41,0 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 35,84 triliun. Peningkatan liabilitas mayoritas disumbang oleh liabilitas jangka pendek sebesar Rp 21,04 triliun.

Menyiasati pendanaan, ISAT juga baru saja menerbitkan obligasi senilai Rp 1,5 triliun dan sukuk ijarah sebesar Rp 500 miliar di awal tahun 2019 ini.

Mengutip riset Analis Kresna Sekuritas, Etta Rusdiana Putra, Rabu (6/3/2019), pihaknya merekomendasikan hold saham ISAT. Selain itu pihaknya juga masih memprediksi target saham ISAT sebesar Rp 2.570 per saham atau turun 19,2 persen. Adapun saat ini saham ISAT masih berada di level Rp 3.160 per saham.

Menurutnya tahun 2018 merupakan tahun yang cukup mengecewakan bagi ISAT. Pun ini sudah sesuai dengan prediksi sebelumnya yang diperikirakan pendaptan ISAT hanya dapat menyentuh Rp 22,5 triliun.

Lebih lanjut, menurutnya, kerugian ISAT disumbang utamanya dari beban keuangan. Beban tersebut melebihi ekpektasi sebesar Rp 1,6 triliun. Di sisi lain, secara kuartalan, pendapatan ISAT masih meningkat 17,7 persen dan ini pertanda baik.

“Seharusnya perusahaan dapat mempertahankan kinerja ini sehingga pendapatan dapat naik menjadi Rp 24 triliun sampai Rp 25 triliun,” tulis Etta dalam risetnya. Kendati demikian laba bersih baru dapat tercapai jika perusahaan dapat mengerek pendapatan hingga Rp 26,5 triliun sampai Rp 27 triliun dengan asumsi beban yang sama.

Menurutnya ISAT harus mempercepat peningkatan layanan 4G yang dapat mendorong pendapatan. Kinerja ISAT secara umm masih relatif kurang menarik, namun ISAT mempunyai peran penting dalam isu konsolidasi di industri telekomunikasi yang bisa saja terjadi dan mengubah industri ini.

“Kami pesimistis konsolidasi akan terjadi di 2019, menunggu regulasi frekuensi yang baru, sedangkan lelang frekuensi 5G diperkirakan baru dimulai pada 2022,” tulis Etta. (Yoliawan H)

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Indosat (ISAT) harus merugi hingga Rp 2,40 triliun di tahun lalu


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com