Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maskapai China untuk Sementara Dilarang Terbangkan Boeing 737 Max 8

Kompas.com - 11/03/2019, 09:18 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber Bloomberg

SHANGHAI, KOMPAS.com — Pemerintah China meminta maskapai-maskapai domestik untuk sementara waktu tidak menerbangkam pesawat Boeing seri 737 Max 8. Ini menyusul jatuhnya pesawat Boeing jenis tersebut milik Ethiopian Airlines pada Minggu (10/3/2019).

Dilansir dari Bloomberg yang mengutip media setempat Caijing, Senin (11/3/2019), kabar tersebut diungkapkan sumber dari industri penerbangan China yang tak disebut identitasnya.

Sejumlah maskapai China mengoperasikan pesawat Boeing 737 Max 8 dalam jajaran armadanya. Maskapai China Southern Airlines Co, misalnya, mengoperasikan 16 pesawat Boeing 737 Max 8 dan 34 unit lain dalam tahap pemesanan.

Baca juga: Dua Kecelakaan Picu Pertanyaan soal Catatan Keselamatan Boeing 737 MAX 8

Sementara itu, maskapai China Eastern Airlines Corp memiliki 13 unit dan Air China Ltd memiliki 14 unit. Data Boeing pada Januari 2019 pun menunjukkan, sejumlah maskapai China telah membeli pesawat Boeing 737 Max 8, antara lain Hainan Airlines Holdings Co dan Shandong Airlines Co.

Keputusan pemerintah China untuk tidak menerbangkan pesawat Boeing 737 Max 8 dipandang memberi pengaruh terhadap reputasi Boeing. Sebab, maskapai China mencakup 20 persen dari total pengiriman pesawat Boeing 737 Max 8 hingga Januari 2019.

Adapun pesawat seri 737 Max 8 menyumbang hampir sepertiga dari laba operasional Boeing dan diperkirakan bakal menyumbang 30 miliar dollar AS terhadap pendapatan tahunan pabrikan pesawat tersebut. Produksi pesawat Boeing 737 Max 8 pun dinaikkan menjadi 57 unit per bulan pada tahun ini.

Baca juga: Jatuh Dua Kali, Ini 4 Hal tentang Pesawat Boeing 737 MAX 8

Sebagai informasi, pesawat Ethiopian Airlines dengan nomor penerbangan ET302 jatuh beberapa menit setelah lepas landas dari Addis Ababa menuju Nairobi, Kenya. Sebanyak 157 orang di dalam penerbangan tersebut tewas.

Ini adalah kecelakaan kedua yang menimpa Boeing 737 Max 8 dalam lima bulan terakhir. Pada Oktober 2018, pesawat serupa milik Lion Air jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Indonesia.

Perwakilan Boeing menyatakan tengah mempersiapkan tim teknis untuk membantu investigasi jatuhnya pesawat naas milik Ethiopian Airlines tersebut. Pesawat yang jatuh itu baru dikirimkan pada November 2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com