Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Jauh dari Target, Ekonomi Indonesia Catat Pertumbuhan Positif

Kompas.com - 11/03/2019, 19:03 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus positif meskipun pada 2015, pertumbuhan ekonomi hanya sebesar 4,79 persen. Namun, di tahun-tahun berikutnya hingga 2018, pertumbuhan ekonomi terjaga pada kisaran 5 persen.

"Pertumbuhan ekonomi yang terbesar jatuh pada 2018, yakni sebesar 5,17 persen. Meskipun masih di bawah target awal pemerintah yang tertuang dalam RPJMN sebesar 7 persen, tapi hal ini merupakan sebuah prestasi di tengah dinamika perekonomian global," ujar Sekjen Kementerian Perdagangan Karyanto Suprih, Senin (11/3/2019).

Dinamika perekonomian global tersebut antara lain seperti volatilitas harga komoditas dunia, krisis keuangan yang melanda sejumlah negara berkembang seperti Turki dan Argentina, serta perang dagang antara AS dan China.

Baca juga: Pemerintah Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,3-5,5 Persen di 2020

Tren positif pertumbuhan ekonomi nasional ini dipengaruhi sejumlah hal, antara lain pertumbuhan ekspor nonmigas yang terus positif dan terkendalinya inflasi umum, terutama pada bulan puasa dan lebaran tahun lalu.

Namun, pertumbuhan ekspor nonmigas yang positif dalam 3 tahun terakhir belum mampu menjadikan surplus neraca perdagangan nonmigas Indonesia membaik.

Tekanan terhadap neraca perdagangan non migas dipengaruhi sejumlah faktor eksternal dan internal, antara lain kondisi perekonomian global yang masih tidak menentu, melambatnya pertumbuhan ekonomi negara tujuan utama ekspor seperti China, dan tingginya laju pertumbuhan impor.

Baca juga: Imbas Perang Dagang, Pertumbuhan Ekonomi Asia Tenggara Terpukul

Pada tahun 2018 neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar 8,57 miliar dollar karena tingginya impor migas yang tumbuh sebesar 22,59 persen, impor bahan baku penolong yang tumbuh sebesar 20,06 persen, dan impor barang modal yang tumbuh sebesar 19,54 persen.

Sementara, ekspor migas hanya tumbuh sebesar 10,55 persen, ekspor industri pengolahan tumbuh 3,86 persen, ekspor produk tambang dan lainnya tumbuh sebesar 20,47 persen, dan ekspor sektor pertanian turun sebesar 6,4 persen.

Sedangkan dari sisi perdagangan dalam negeri relatif lebih baik dibanding sisi ekspor. Harga rata-rata barang kebutuhan pokok relatif stabil.

Baca juga: Moodys: Pertumbuhan Ekonomi RI Turun di Bawah 5 Persen pada 2019-2020

Hal ini diindikasikan dengan angka inflasi yang juga di kisaran target 3,5 persen pada 2018. Inflasi tahun tersebut cenderung rendah dibanding tahun 2014 yang mencapai 6,21 persen.

Bahkan pada tahun 2018, inflasi pada bulan puasa dan lebaran mencatatkan rekor yang terendah sejak 2011. Inflasi tercatat sebesar 0,21 persen pada bulan puasa dan sebesar 0,59 persen pada lebaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com