Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Ma'ruf dan Sandiaga soal Tenaga Kerja Asing

Kompas.com - 17/03/2019, 23:10 WIB
Yoga Sukmana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu hal yang dibicarakan dalam debat calon wakil presiden (cawapres) pada malam ini, Minggu (17/3/2019) adalah tentang ketenagakerjaan. Terkait topik itu, hal yang mengemuka dalam debat adalah terkait tenaga kerja asing (TKA).

Bagaimana pendapat kedua calon wakil presiden mengenai keberadaan TKA?

Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno mengatakan memiliki konsep yang jelas soal tenaga kerja asing (TKA) di Indonesia.

Bila terpilih, maka ia akan menjalankan konsep yang dinilai juga berlaku bagi tenaga kerja Indonesia di luar negeri.

"Kami akan pastikan siapapun yang bekerja di sini harus bisa berbahasa Indonesia," ujarnya dalam debat cawapres, Jakarta, Minggu (17/3/2019).

Baca juga: Maruf Amin: TKA di Indonesia 0,01 Persen, Terendah di Dunia...

"(Itu) seperti para tenaga kerja kita yang ada di luar negeri yang harus mengasah keterampilannya (berbahasa)," sambung dia.

Selain soal bahasa, Sandiaga juga berjanji akan memastikan jumlah perbandingan yang terukur antara TKA dan tenaga kerja lokal yang bekerja di Indonesia.

Hal ini menurut dia penting untuk memberikan aspek keadilan kepada para anak-anak Indonesia mendapatkan pekerjaan di negaranya sendiri.

Baca juga: Dikritik soal TKA, Maruf Minta Sandiaga Lihat Data

Sementara itu, calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin menyebut, aturan TKA di Indonesia ketat.

"TKA hanya diperbolehkan dalam bidang yang memang tidak ada tenaga dalam negeri. Saya kira itu kebijakan yang ada," jelas Ma'ruf.

Selain itu, kata Ma'ruf, TKA juga bukan sekadar pekerja. Tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia bisa melakukan transfer teknologi kepada anak bangsa.

Baca juga: Kunjungi Morowali, Muslimat NU Pastikan Isu Banjir TKA Hoaks

Ma'ruf juga sebelumnya menyinggung bahwa TKA Indonesia merupakan yang terendah.

"Jumlahnya di bawah 0,01 persen dan itu adalah paling rendah di seluruh dunia. Lihat datanya," kata Ma'ruf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com