Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Pimpinan di Perusahaan Tak Hanya Perkara Mengatur Orang...

Kompas.com - 29/03/2019, 18:05 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketika Anda dipromosikan untuk menduduki sebuah jabatan baru yang lebih tinggi, Anda harus siap untuk menghadapi tantangan-tantangan baru.

Pasalnya, menjadi seseorang yang menduduki posisi pimpinan dalam sebuah tim tak hanya sekadar memimpin orang-orang di dalam tim tersebut. Namun sekaligus membuat sistem yang bisa mendorong orang-orang yang bekerja di dalamnya menjadi lebih inovatif sehingga bisa melahirkan ide atau gagasan baru yang membuat iklim bekerja menjadi lebih hidup.

Salah satu penulis buku The Corporate Start Up sekaligus konsultan independen pengembangan inovasi Dan Toma mengatakan, kesalahan manajemen yang kerap kali diartikan sebagai cara untuk mengendalikan orang-orang di dalam sebuah tim justru akan membuat mereka tertekan dan memutuskan untuk keluar dari perusahaan tersebut.

"Kebanyakan perusahaan bekerja seperti itu (di mana manajemen diartikan sebagai mengendalikan perorangan dibanding sistem), dan kebanyakan perusahaan masih bekerja dengan sistem di era abad 19 itu," ujar Dan Toma di Jakarta, Jumat (29/3/2019).

Baca juga: Servant Leadership: Merindukan Pemimpin Yang Tidak Egois

Menurut dia, seorang pimpinan lebih suka untuk mengatur orang perorangan dibandingkan dengan membenahi sebuah sistem lantaran lebih mudah menyalahkan seseorang dibandingkan memerbaiki sistem yang sudah terbentuk.

"Menjadi penting dalam sebuah manajemen untuk mengelola lebih dari orang-orang yang terlibat di dalamnya," ujar Dan.

Dia mencontohkan, bagaimana perusahaan besar seperti Toyota mampu menjaga kualitas perusahaan mereka dengan melakukan pengawasan terhadap sistem pengelolaan perusahaannya. Sehingga, mereka tidak serta merta menyalahkan individu ketika perusahaan terlibat sebuah masalah.

"Ketika ada masalah di perusahaan, yang diperbaiki adalah sistemnya, bukan kesalahan dari seorang individu," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com