Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saham dan Reksa Dana Jadi Instrumen Favorit Asuransi Jiwa

Kompas.com - 29/03/2019, 20:19 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Reksa dana dan saham menjadi dua instrumen investasi favorit perusahaan asuransi jiwa.

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat, per 2018, porsi investasi reksa dana mencakup 33,8 persen dan saham 32,9 persen dari total investasi yang sebesar Rp 461,81 triliun.

Disusul oleh Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 14,4 persen, deposito 8,6 persen, sukuk koperasi 6,2 persen, dan sisanya lain-lain.

Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu mengatakan, reksa dana dan saham menjadi yang paling diminati karena memiliki yield yang bagus dan relatif aman.

Baca juga: Mengenal Cara Kerja Reksa Dana Dollar di Indonesia

“Sesuai juga dengan horizon bisnis asuransi jiwa yang sifatnya jangka panjang,” kata dia seperti dilansir Kontan.co.id, Jumat (29/3/2019).

Apalagi, menurut dia, biasanya perusahaan asuransi jiwa menempatkan investasinya di saham-saham blue chip.

Besaran porsi masing-masing instrumen investasi juga sudah diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK melalui Peraturan OJK Nomor 27/POJK.05/2018 tentang Perubahan POJK Nomor 71/POJK.05/2016 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.

Dalam Pasal 11 ayat (1) POJK tersebut, OJK mengatur bahwa investasi di deposito berjangka paling tinggi adalah 20 persen dari total investasi. Sementara itu, batas maksimal investasi di sertifikat deposito adalah 50 persen, saham 40 persen, dan reksa dana 50 persen dari total investasi .

Menurut Togar, ketentuan maksimal tersebut adalah bentuk mitigasi risiko perusahaan asuransi jiwa. Dengan begitu, investasi asuransi jiwa dapat terdistribusi secara merata. Mulai dari instrumen investasi dengan tingkat risiko yang tinggi, sedang, hingga rendah.

Baca juga: Jangan Lakukan Kesalahan ini agar Asuransi Berguna Hingga Hari Tua

Sementara itu, FWD Life mencatat, portofolio investasinya paling banyak berbentuk reksa dana saham, yakni 65,7 persen dari total investasi yang sebesar Rp 825,92 miliar. Kemudian, sebesar 19,7 persen digelontorkan ke deposito berjangka dan 14,6 persen ke surat berharga Bank Indonesia.

Menurut Wakil Direktur FWD Life Rudi Kamdani , investasi tersebut mayoritas berasal dari produk unit-linked yakni sebesar 63,32 persen. “Sisanya dari produk asuransi tradisional dan employee benefit,” ucap Rudi.

Oleh karena itu, menurut dia, penempatan investasi tahun ini masih bergantung dengan arahan pemegang polis.

“Kalau unit-linked kan kita ikut arahan investasi yang dipilih pemegang polis,” kata dia.

FWD Life mencatat, per 2018, rasio pencapaian solvabilitas (risk based capital/RBC) nya adalah sebesar 251 persen.

Sementara itu, berdasarkan laporan keuangan Capital Life 2018 (unaudited), investasi terbesar perusahaan ini ditempatkan ke reksa dana dan saham dari total investasi sebesar Rp 7,23 triliun. Masing-masingnya sebesar 38,58 persen dan 38,2 persen.

Disusul oleh investasi ke surat berharga RI sebesar 17,56 persen. Sisanya adalah deposito berjangka, obligasi korporasi, dan penyertaan langsung. RBC perusahaan ini per 2018 adalah 246,6 persen.

Sebagai informasi, ketentuan minimum perusahaan asuransi adalah sebesar 120 persen. Ketentuan tersebut tertuang dalam pasal 2 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi. (Nur Qolbi)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Reksadana dan saham jadi instrumen favorit asuransi jiwa


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com