Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sukses Ahmad Sahroni, Tak Gentar Kejar Mimpi

Kompas.com - 30/03/2019, 16:46 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahmad Sahroni, yang saat ini menjadi seorang pengusaha dan politisi Indonesia, rupanya menyimpan banyak kisah hidup yang membuat orang dapat mengambil pelajaran.

"Saya dalam keadaan yang membingungkan dalam proses kehidupan. Tapi jika tidak melalui tahap ini, saya tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya kehidupan berjalan. Hidup terasa pahit memang itu yang harus dilalui. Tanpa pahit yang dialami, kita tidak akan pernah merasakan hebatnya kehidupan ini," kata Ahmad Sahroni dalam acara Indonesia Future Fest di Jakarta, Sabtu (30/3/2019).

Ahmad Sahroni, lahir di Tanjung Priok, tumbuh besar dengan ibu dan neneknya. Ibunya berjualan nasi padang untuk membiaya kehidupan keluarga.

Pada 1985, warung nasi padang ibunya nyaris bangkrut karena kebijakan pemerintah yang memperbaiki aktivitas bongkar muat di pelabuhan Tanjung Priok. 

Baca juga: Sinergi Pemerintah dan Pengusaha Jadi Kunci Ekonomi Kuat

Pada masa sulit itu, Roni hanya makan nasi dengan dua buah cabai sehari-harinya. Makanan itu harus disyukuri Roni dan keluarga.

Untuk membantu finansial keluarga, pulang sekolah Roni menambah penghasilan dengan bekerja serabutan. Kadang, usai solat subuh Roni pergi ke kawasan perkantoran untuk menyemir sepatu karyawan.

Bila hujan turun, dia menawarkan jasa ojek payung dengan baju basah kuyup dan bertelanjang kaki.

Namun, kehidupan yang sulit tidak membuat Roni patah semangat. Roni terus belajar, dan salah satu dari hasil ketekunannya, Roni mampu memahami teknik mesin mobil.

Baca juga: Jokowi: Saya Juga Pengusaha, Hanya Sudah Tidak Saya Urus...

Usai lulus SMA, Roni tidak ada biaya untuk melanjutkan kuliah. Kemudian Roni bekerja sebagai supir di sebuah perusahaan. Tak lama kemudian, Roni bekerja di kapal pesiar antar benua. Roni bekerja keras sebagai pembersih kuali dapur dengan jam kerja 11 jam per hari.

Pada bulan ke 6, saat kapal ke Amerika Serikat, Roni nekat kabur ke Atlanta dan bekerja di sebuah restoran di China Town.

Setelah dua tahun berkelana, Roni kembali ke Indonesia dan bekerja kembali menjadi sopir tembak di sebuah perusahaan pengisian BBM untuk kapal. Keputusan ini rupanya menjadi titik balik kehidupan Roni selanjutnya.

Baca juga: Cerita Sri Mulyani Diminta Tak Lagi Kejar-Kejar Pengusaha...

Meski hanya sebagai sipir, Roni tekun mempelajari seluk beluk bisnis BBM dengan mengamati aktifitas majikannya. Dia juga pernah diberikan tantangan oleh majikannya untuk menagih hutang ke perusahaan lain sebanyak Rp 1,7 miliar.

Dengan cara yang sederhana namun ampuh, Roni berhasil menagih uang tersebut dan diberikan kenaikan jabatan sebagai karyawan juga sedikit uang. Sedikit sekali dari Rp 1,7 miliar tersebut.

Dalam waktu 3 tahun karirnya terus meningkat hingga mendapat kepercayaan menjadi direktur. Akhirnya dia memutuskan keluar dan membangun perusahaan sendiri di tahun 2001.

Baca juga: Saat Para Pengusaha Tertawa Geli dengar Kata Unicorn...

Waktu itu, kantornya hanya sebuah warung kopi yang tidak jauh dari kantor lamanya. Namun, bisnis yang dijalani Roni tidak berjalan mulus hingga akhirnya Roni mendirikan perusahaan baru.

Jalan kesuksesan kemudian terbuka lebar. Roni mengandalkan kejujuran dan tidak meraup keuntungan dengan cara curang dalam bisnisnya. Ia menggeluti bisnis transportasi dan telah memiliki beberapa kapal tongkang pengangkut BBM.

Saat menjadi anggota DPR, dia mengaku menggeluti bisnis properti.

Saat ini, setelah lebih dari 10 tahun omzet perusahaan Roni telah mencapai ratusan miliar rupiah per bulan. Sekarang, lebih dari 1.500 orang bekerja dalam perusahannya. 

Baca juga: Ikatan Alumni UI Dorong Pengusaha Muda Sukses Kelola Startup

"Semua orang bisa berhasil seperti saya, siapapun orangnya bila mau bekerja keras seperti saya. Saya bukan siapa-siapa, tapi bisa menjadi siapa-siapa karena ada proses yang luar biasa yang saya lalui dengan tidak menyerah. Saya pernah down, pernah di-bully, dimusuhi teman, diejek, bahkan pernah tidak naik kelas," ungkap Sahroni


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com