Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI, Malaysia, dan Thailand Turunkan Volume Ekspor Karet Ratusan Ribu Ton

Kompas.com - 01/04/2019, 12:34 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia, Thailand, dan Malaysia sepakat menurunkan volume ekspor karet alam sebagai implementasi kebijakan Agreed Export Tonnage Scheme (AETS) ke-6.

Hal tersebut disepakati dalam pertemuan khusus pejabat senior International Tripartite Rubber Council (ITRC) pada 4-5 Maret 2019 di Bangkok, Thailand. Adapun volume ekspor karet yang diturunkan di tiga negara mencapai 240.000 ton.

Penurunan volume ekspor dilakukan seiring anjloknya harga karet dunia sepanjang 2018.

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan Kasan Muhri mengatakan, Malaysia dan Indonesia mulai menerapkan kebijakan itu per 1 April 2019. Indonesia menuangkan kebijakan tersebut ke dalam Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 779 Tahun 2009 tentang Pelaksanaan AETS ke-6 untuk Komoditi Karet Alam.

Baca juga: Naikan Harga Karet, Indonesia Ajak Thailand dan Malaysia Kurangi Ekspor

"Ini bagian dari kerja sama tiga negara untuk memperbaiki harga karet yang rendah. Ini untuk memberikan harga layak buat petani karet di tiga negara," ujar Kasan di kantor Kemendag, Jakarta, Senin (1/4/2019).

Pada November 2018, harga karet alam menyentuh 1,2 dollar AS perkilogram. Setelah adanya pertemuan ITRC pada Desember terkait hal ini, harga karet alam naik menjadi 1,4 dollar AS perkilogram. Dari ketiga negara tersebut, total volume ekspor karet alam pada 2019 sebesar 2,95 juta ton senilai 4,17 miliar dollar AS. Sementara per Januari 2019, volume ekspor karet alam di tiga negara sebesar 210.370 ton senilai 273 juta dollar AS.

Porsi ekspor karet dari Indonesia sebesar 40,9 persen, Thailand 52,6 persen, dan Malaysia 6,5 persen. Dengan adanya kebijakan AETS ke-6 tersebut, Indonesia mengurangi volume 98.160 ton, Thailand mengurangi 126.240 ton, dan Malaysia mengurangi 15.600 ton.

"Kebijakan ini nanti akan dilaksanakan para eksportir atau Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo)," kata Kasan.

Bagi Indonesia dan Malaysia, kebijakan ini diterapkan mulai 1 April hingga 1 Agustus 2019. Sementara Thailand menunda implementasinya menjadi 20 Mei hingga 20 September 2019 karena tengah melakukan pemilihan umum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com