Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Larangan Sawit ke UE, Kemendag Sebut RI Sudah Banyak Perbaikan

Kompas.com - 09/04/2019, 18:09 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perdagangan masih mempertanyakan alasan mendasar Uni Eropa akan melarang impor kelapa sawit dari Indonesia ke negara mereka.

Jika alasannya kelapa sawit mengancam keberlangsungan lingkungan, sudah banyak perbaikan yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir.

Hal itu disampaikan Direktur Perundingan Perdagangan Jasa Kementerian Perdagangan Iskandar Panjaitan menanggapi larangan yang telah berlangsung setahun terakhir itu.

"Apa persoalannya? Kalau ada isu tidak ramah lingkungan mungkin ada dulu, tapi terus kita perbaiki," ujar Iskandar di Jakarta Selasa (9/4/2019).

Iskandar mengatakan, saat ini produksi maupun pengolahan minyak kelapa sawit sudah menerapkan standar yang baik. Dengan demikian, Indonesia sudah mengarah pada industri minyak kelapa sawit yang berbasis ramah lingkungan. Semestinya tak ada alasan lagi bagi negara-negara EU untuk menolak sawit dari Indonesia.

"Pemerintah beranggapan bahwa uni eropa harusnya tidak boleh menerapkan kebijakan pembatasan itu," kata Iskandar.

Iskandar memastikan pemerintah terus berjuang untuk menentang regulasi UE tersebut. Bahkan, Presiden RI Joko Widodo dan Prerdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad telah menyurati UE mengenai sikap mereka. Hal ini tentunya menjadi concern pemerintah karena sawit termasuk komoditi ekspor terbesar di Indonesia, Selain itu, hasil produksi dan petani sawit di Indonesia tergolong besar.

"Kalau sampai ada rencana menerapkan kebijakan yang membatasi palm oil Indonesia masuk ke UE, itu jadi keprihatinan Indoneisa," kata Iskandar.

Diketahui, Uni Eropa bakal menghentikan penggunaan sawit untuk biodiesel yang tertuang pada dokumen Delegated Regulation Supplementing Directive of The EU Renewable Energy Directive II (RED II). Uni Eropa akan menghentikan pemakaian minyak sawit sebagai bahan bakar hayati pada 2030 mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com