Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jangan Perlakukan Aset WNI di Singapura Seperti Harta Karun"

Kompas.com - 10/04/2019, 18:44 WIB
Yoga Sukmana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Analis bisnis senior Christianto Wibisono menilai, Presiden yang terpilih dalam Pemilu 2019 perlu menggunakan pendekatan baru kepada Singapura.

Hal ini karena banyak harta milik warga negara Indonesia yang disimpan di Negeri Jiran tersebut sejak berpuluh-puluh tahun lalu.

"Kenapa duit itu nemplok di situ? Karena Singapura suka tidak suka, menjadi pusat keuangan ketiga dunia," ujar Chris dalam peluncuran bukunya, Kencan dengan Karma, Jakarta, Rabu (10/4/2019).

Baca juga: Aset WNI Senilai Rp 1.300 Triliun yang Belum Terlapor Bisa Diperiksa

"Singapura menjadi pusat keuangan dunia setelah London dan New York. Jadi Hongkong dan Tokyo itu kalah sama Singapura," sambung dia.

Pendiri Pusat Data Bisnis Indonesia (PDRI) itu mengtakan, siapapun presiden terpilih nanti, harus memperlakukan aset WNI secara wajar dan tidak terus mengawasinya.

"Siapapun Presiden, jangan memperlakukan harta milik orang Indonesia sebagai harta karun yang harus dirampas," kata Chris dalam bukunya.

Baca juga: Turunkan Pajak Perusahaan, RI Tak Perlu Jadikan Singapura Tolak Ukur

Sebab menurut dia, harta WNI di Singapura tak selamanya "aset haram". Sebab kata dia banyak WNI membawa uangnya ke Singapura akkibat berbagai kebijakan pemerintah di masa lalu.

Chris menyebutkan kebijakan tersebut yakni sanering dan devaluasi mata uang yang dilakukan 8 kali oleh 2 Presiden dalam waktu 53 tahun sejak merdeka 1945.

Indonesia dinilai perlu mengedepankan hubungan layaknya saudara tua dengan Singapura. Presiden terpilih disarankan membantuk poros Jakarta-Singapura.

Baca juga: Sebentar Lagi Harta WNI di Bahama dan San Marino Bisa Diintip...

"Biarkan Singapura jadi New York-nya ASEAN Raya, sedangkan Jakarta menjadi penentu kebijakan ASEAN raya seperti Washington DC ibukota politik AS," kata dia.

Dengan begitu Chris meyakini, Jakarta akan menjadi pemimpin di ASEAN. Singapura pun akan membiayai berbagai kepentingan Indonesia seperti New York membiayai Washington DC.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Whats New
Simak 5 Tips Raih 'Cuan' dari Bisnis Tambahan

Simak 5 Tips Raih "Cuan" dari Bisnis Tambahan

Whats New
Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Whats New
Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Whats New
Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Whats New
Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Whats New
[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

Whats New
Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com