Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiket Pesawat Domestik Mahal, Wisatawan Pilih Destinasi Luar Negeri

Kompas.com - 11/04/2019, 07:31 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak akhir tahun lalu, maskapai penerbangan Indonesia beramai-ramai menaikkan harga tiket perjalanan domestik. Bahkan, harga tiket penerbangan ke luar negeri bisa lebih murah hampir 40 persen jika dibandingkan dengan tiket penerbangan domestik.

Berdasarkan pemantauan Kompas.com di situs online travel agent (OTA), harga tiket pesawat Jakarta-Medan lebih mahal jika dibandingkan dengan Jakarta-Kuala Lumpur di hari yang sama.

Harga tiket penerbangan Jakarta-Medan yang termurah dengan maskapai penerbangan Lion Air dihargai Rp 1.547.300, di saat yang sama seseorang bisa membeli tiket Jakarta-Kuala Lumpur seharga Rp 745.000.

Menteri Pariwisata Arief Yahya bahkan sempat mengatakan, jumlah kunjungan wisatawan domestik merosot hingga 30 persen sejak naiknya harga tiket pesawat.

Bagaimana tidak? Wisatawan domestik pun jadi lebih memertimbangkan untuk melakukan perjalanan wisata ke luar negeri dibanding harus merogooh kantong lebih dalam untuk berwisata di negara sendiri.

Fitri (22) misalnya, dalam satu bulan, dia bisa melakukan perjalanan ke luar kota hampir dua kali dalam satu bulan, salah satu destinasi yang paling sering dia kunjungi adalah Bali. Tahun lalu saja, dia bisa menyambangi Bali hingga lima kali dalam satu tahun.

Pekerja swasta di Jakarta ini pun sangat menyayangkan kenaikan tiket pesawat yang cepat dan bersifat mendadak.

Pasalnya, tiket pesawat yang bisa dia dapatkan seharga Rp 1 juta untuk pulang-pergi ke Bali, kini dia harus merogoh kantongnya hingga Rp 2,5 juta, untuk harga tiket dari maskapai termurah, Lion Air.

Sementara untuk Citilink, dia harus merogoh kantongnya lebih dalam lagi, yaitu Rp 3 juta.

"Kalau udah ke Papua, atau yang lain, ampun-ampun deh tiketnya murahan ke luar negeri. Kita kan jalan-jalan pakai uang pribadi nggak di endorse, berasa banget sih dengan harga tiket yang super mahal," ujar dia kepada Kompas.com, Rabu (10/4/2019).

Pilih ke Jepang

Fitri pun sudah membatalkan salah satu rencana perjalanannya ke Pulau Cinta, Gorontalo akibat harga tiket yang melonjak tajam. Dia berencana memindahkan destinasi wisatanya ke Jepang atau Bangkok dalam waktu dekat.

"Hati masih berat gitu ke luar negeri," ujar dia.

Hal serupa juga dialami oleh Asoka (31). Pria yang memang bekerja sebagai blogger ini pun merasa keberatan dengan harga tiket yang melonjak tajam, terutama untuk wilayah Indonesia tengah dan timur.

Dia mencontohkan, sebelumnya perjalanan ke Pontianak bisa ditempuh seharga Rp 1,2 juta untuk pulang pergi, tapi sekarang untuk perjalanan berangkat saja dia harus merogoh kocek hingga Rp 1 juta.

"Sedih sekali, ke Kei sekali jalan Rp 4 juta, PP Rp 8 juta. Mau keliling explore Indonesia kok terasa berat sekali," ujar dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com