Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Halal Park Baru Akan Rampung pada 2020, Ini Alasannya

Kompas.com - 16/04/2019, 18:05 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Halal Park yang dibuka Presiden Joko Widodo di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (16/4/2019) masih belum dalam bentuk sempurna sebagaimana dikonsepkan.

Rencananya, pembangunan Halal Park yang akan dijadikan pusat aktivitas ekonomi syariah itu akan dibangun di tanah seluas 21.000 meter persegi. Meski begitu, Halal Park yang masih berupa versi mininya itu sudah dibuka untuk umum.

Pengunjung bisa datang ke beberapa gerai makanan maupun belanja baju-baju gamis dan hijab di sana.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, rencana pembuatan Halal Park sudah dipikirkan dalam 1,5 tahun terakhir. Baru pada Januari 2019, Rini dipanggil ke istana agar BUMN membantu merealisasikan Halal Park lebih cepat.

"Ya sudah, sama BUMN saja. Kita desain dulu apa yang kita mau, mau di area apa, kita bicara dengan Setneg (Sekretariat Negara) karena lahan ini dikelola Setneg," ujar Rini saat ditemui di kompleks GBK, Senayan, Jakarta, Selasa (16/4/2019).

Baca juga: Presiden Jokowi Buka Miniatur Halal Park di Senayan

Rini mengatakan, agak sulit memilih lahan untuk dibangun Halal Park karena harus memperhatikan sejumlah pertimbangan. Yang pasti, kata dia, Lahan tersebut harus nyaman karena ke depannya akan digunakan untuk berbagai event, baik nasional maupun internasional.

Selain itu, distrik halal ini harus berbeda dengan taman pada umumnya. Konsep halal erat kaitannya dengan kehidupan yang berkelanjutan, di mana tidak membahayakan bagi lingkungan. Namun, tetap mengangkat ciri khas budaya-budaya Indonesia.

"Desainnya mengarah ke desain Indonesia. Masjid di Kudus kita adopsi di sini, ada atap minang. Ini makan waktu kira-kira dua tahun," kata Rini.

Baca juga: Mengenal Halal Park, yang Digadang Jadi Penggerak Industri Syariah

Namun, pemerintah mempertimbangkan akan lebih baik jika Indonesia punya Halal Park lebih cepat. Dengan demikian, terciptalah miniatur Halal Park yang nantinya akan dikembangkan lebih luas hingga dua tahun ke depan.

Dengan demikian, selama Halal Park disempurnakan nanti, masyarakat sudah tahu mengenai konsep Halal Park dan tujuannya. Selain itu, sudah ada aktivitas ekonomi syariah yang sudah bergerak lebih dulu di miniatur Halal Park. 


"Yang berorientasi produksi produk halal sudah mulai ada tempat, ada bank syariahnya," kata Rini.

Baca juga: Jokowi Akan Bangun Halal Park di Dekat GBK

Selain itu, BUMN juga membuat Rumah Kreatif BUMN di taman tersebut bagi UMKM pemula untuk belajar menumbuhkan bisnis. Khususnya di industri syariah. Ia berharap, distrik ini segera selesai sehingga semakin banyak tenant yang menempati taman dan terjadi aktivitas ekonomi yang besar di sana.

"Di sini kan juga banyak mal, kita harapkan kalau distrik halal selesai, kalau bikin fashion show, mal-mal juga bisa seklaian," kata Rini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com