Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produsen Cetakan Sarung Tangan Karet Fokus Bidik Ekspor

Kompas.com - 22/04/2019, 13:15 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Permintaan sarung tangan karet global tumbuh konsisten dalam 15 tahun terakhir dengan rata-rata pertumbuhan permintaan tahunan antara 8-10 persen. Namun, saat ini pasokan yang tersedia belum dapat memenuhi seluruh permintaan global.

Presiden Direktur produsen cetakan sarung tangan karet PT Mark Dynamics Indonesia Tbk Ridwan Goh menyatakan, pada tahun 2019 diperkirakan konsumsi sarung tangan karet dunia akan mencapai 300 miliar unit, dengan nilai pasar mencapai 4,8 miliar dollar AS atau setara Rp 67,871 triliun (kurs Rp 14.100 per dollar AS).

Malaysia sebagai pemasok utama akan memberikan kontribusi sebesar 63 persen, diikuti Thailand sebesar 18 persen, China 10 persen, dan Indonesia sebesar 3 persen.

Baca juga: Permintaan Sarung Tangan Industri Tinggi, Laba Mark Dynamics Tumbuh di 2017

Sarung tangan karet merupakan produk yang sekali pakai (disposable) dan banyak digunakan pada industri kesehatan, farmasi, makanan dan minuman, elektronik, industri, rumah tangga dan medis. Luasnya bidang pemakaian mendorong industri pendukung utamanya, yaitu produsen cetakan sarung tangan memperoleh kesempatan besar untuk tumbuh dan berkembang pesat.

“Kami merupakan produsen cetakan sarung tangan terkemuka di dunia dan merupakan pemasok utama bagi produsen-produsen sarung tangan di dunia,” kata Ridwan dalam keterangannya, Senin (22/4/2019).

Presiden Direktur PT Mark Dynamics Indonesia Tbk Ridwan Goh. Dok. PT Mark Dynamics Indonesia Tbk Presiden Direktur PT Mark Dynamics Indonesia Tbk Ridwan Goh.

Menurut dia, pasar sarung tangan karet dunia sangat menjanjikan, mengingat konsumsi terbesar masih berasal dari negara-negara maju di Eropa dan Amerika, serta Jepang. Negara-negara Asia memiliki tingkat konsumsi yang relatif rendah.

Dari 30 negara pengguna terbesar China yang berpenduduk terbesar di dunia berada di posisi 28, Indonesia di posisi 29, dan India di posisi 30. Sehingga, dengan semakin banyaknya negara yang berkembang disertai perhatian besar terhadap kesehatan akan mendorong peningkatan permintaan sarung tangan karet.

Ridwan menyatakan Perseroan akan mengambil peran penting dalam pertumbuhan pasar yang menjanjikan pada produk sarung tangan karet. Sebagai pemasok utama bagi produsen sarung tangan, dengan porsi terbesar ekspor ke Malaysia, kontribusi pertumbuhan pasar ini sudah dirasakan.

Baca juga: Agar Harga Jual Terkerek, Mendag Minta Produsen Karet Tahan Ekspor

Jumlah produksi cetakan sarung  tangan perseroan pada tahun 2018 mencapai 6,4 juta unit atau meningkat 28 persen dibandingkan 5 juta unit pada tahun 2017.

Peningkatan produksi ini diikuti peningkatan nilai penjualan sebesar 35,7 persen pada  2018 menjadi Rp 325,47 miliar dibandingkan dengan tahun 2017 sebesar Rp 239,79 miliar. Pasar ekspor mencapai Rp 303,33 miliar atau 93,20 persen dari total penjualan perseroan.

Pada tahun 2018 Perseroan mencatat kenaikan laba komprehensif sebesar 67,09 persen menjadi Rp 82,29 miliar, dibandingkan tahun 2017 sebesar Rp 49,25 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com