Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Terlibat Skandal, Pendapatan Facebook Terus Meningkat

Kompas.com - 24/04/2019, 10:34 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber CNN

JAKARTA, KOMPAS.com - Facebook, sebuah situs jejaring sosial yang baru-baru ini terlibat skandal masih mampu bertahan dan terus mengumpulkan pundi-pundi uang.

Menurut Ben Schachter, analis internet senior di Macquarie Groups dilansir dari CNN (24/4/2019), 2,3 miliar pengguna Facebook terus mengakses platform jejaring sosial itu di seluruh dunia. Hal ini tentu akan menambah pendapatan iklan.

"Semua berita negatif seperti menyebarkan informasi yang salah, menyalahgunakan data, dan membuat konten yang tidak memadai tidak menyebabkan penurunan pengguna yang luas dan signifikan," kata Ben.

Ben mengatakan, Facebook menjadi salah satu pilihan teratas di antara saham perusahaan teknologi besar setelah melihat postingan perdapatan kuartal I-2019 setelah penutupan pasar pada Rabu lalu.

Bahkan, perusahaan Ben memperkirakan Facebook akan mendapat mendapatan solid sebesar 14,9 miliar Dollar AS untuk kuartal ke IV-2019 dan menjadi pemain yang kuat tahun ini.

"Harga sahamnya pun kemungkinan akan melonjak menjadi 195 Dollar AS setelah sebelumnya berada di angka 184 Dollar AS," kata Ben.

Namun, ada beberapa kekhawatiran dalam pertumbuhan Facebook. Peraturan media sosial baru di seluruh dunia dapat memeprlambat pertumbuhan Facebook meski saat ini sahamnya masih mampu bertahan.

Selain itu, keluarnya beberapa eksekutif tingkat tinggi Facebook seperti Chief of Product Facebook Chris Cox dan pengacara perusahaan Colin Stretch baru-baru ini juga akan memicu perlambatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com