Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UMKM dan Partisipasi Perempuan Jadi Fokus Dorong Ekonomi Asia Pasifik

Kompas.com - 26/04/2019, 14:03 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam upayanya untuk mendorong perekonomian Asia Pasifik di tengah turbulensi ekonomi global, para pemimpin bisnis senior Asia Pasifik yang tergabung APEC Business Advisory Council (ABAC) sepakat untuk bersikap terbuka dan melakukan integrasi ekonomi yang lebih mendalam.

Ketua ABAC 2019 Richard Von Appen mengatakan, kawasan Asia Pasifik harus bisa menjaga perekonomian kawasan agar tetap dinamis.

"Tidak pernah ada waktu yang lebih tepat dalam menunjukkan komitmen kami terhadap keterbukaan dan integrasi ekonomi yang lebih dalam. Meskipun dengan berbagai turbulensi global saat ini kami optimis bahwa Asia Pasifik bisa melewatinya, " ujar Von Appen di Jakarta, Jumat (26/4/2019).

Baca juga: Perempuan Masih Sulit Berkompetisi di Dunia Kerja, Kenapa?

Sebagai informasi, Dana Moneter Internasional (IMF) dalam laporannya menyampaikan adanya penurunan pertumbuhan outlook ekonomi global ke level yang paling rendah sejak krisis finansial global. Selain itu, WTO juga meramalkan bahwa total perdagangan barang turun 2.6 persen tahun ini.

ABAC berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi seluruh masyarakat Asia Pasifik. Ini berarti memberdayakan masyarakat mencapai seluruh potensialnya, baik dengan menghilangkan hambatan investasi dan perdagangan barang dan jasa.

Selain itu, membangun kapasitas UMKM dan perempuan, meletakkan fondasi strategis bagi tenaga kerja yang fasih perkembangan zaman, mempercepat perubahan ekonomi struktural di dalam ekonomi masing-masing, memastikan seluruh infrastruktur yang dibutuhkan dan memaksimalkan potensi yang telah disediakan oleh era digital.

Baca juga: Kepala BKPM: Perekonomian RI Sunshine After Rain

"Untuk mewujudkan itu semua, ABAC Indonesia memfokuskan agendanya di dalam pertemuan kali ini untuk mendorong peningkatan partisipasi perempuan di dalam ekonomi dan sistem finansial yang inklusif," ujar Anggota ABAC Indonesia Shinta Kamdani.

Shinta merujuk pada data McKinsey yang menunjukkan, potensi partisipasi perempuan dalam perekonomian cukp besar. Setidaknya, jika potensi tersebut bisa didorong secara penuh bisa menghasilkan Rp 12 triliun.

"Tentu partisipasi perempuan tidak hanya kesetaraan gender di tempat kerja tetapi pengembangan wirausaha perempuan," ujar Shinta.

Baca juga: Melalui E-Commerce, Perempuan Indonesia Berkontribusi terhadap Masyarakat

Untuk itulah, kemudahan akses kepada pasar menjadi penting untuk meningkatkan potensi perempuan dan UMKM dalam perekonomian. Selain itu, Shinta mengatakan, training skill dan pendanaan juga menjadi inisiatif yang akan dilakukan oleh ABAC.

"Oleh karena itu, ABAC Indonesia juga mendorong akses yang lebih luas untuk layanan keuangan seperti tabungan, asuransi, pensiun dan pembayaran non-tunai dimana hal tersebut saling melengkapi," lanjut anggota ABAC Indonesia Kartika Wirjoatmodjo pada saat yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com