Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Radja Cendol, Jatuh Bangun Membangun Kerajaannya...

Kompas.com - 30/04/2019, 08:08 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi tulang punggung keluarga bukan hal mudah bagi Danu Sofyan (31). Setelah ayahanda meninggal, Danu harus bertanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.

Mulanya kerja serabutan, sebagai reseller penjual aksesoris, gelang power balance, hingga rokok elektrik.

Suatu hari, ia mulai berpikir untuk membangun bisnis. Bukan hanya berjualan, tapi mendirikan suatu usaha dari nol hingga besar. Danu pun berpikir untuk mengangkat salah satu kuliner khas Indonesia, yakni cendol.

Memang, saat itu, minuman bubble tea tengah tren. Namun Danu ingin membuat minuman unik yang duharapkan bisa bersaing dengan kepopuleran bubble tea.

Baca juga: Cerita Crazy Rich Taiwan yang Enggan Pamer Kekayaan...

"Tadinya mau ikutan (bubble tea) tapi akan jauh tertinggal dari yang sudah ada. Makanya cari yang belum banyak," kata Danu di Jakarta, Senin (29/4/2019).

Danu menamakan minumannya Radja Cendol. Kedai pertamanya adalah sebuah tenda kecil berwarna hitam, di tepi jalanan di bilangan Jakarta Timur. Di tenda itu hanya ada meja, banner, alat dan bahan untuk cendol, dan kertas menu yang digantung.

Danu mengatakan, membangun Radja Cendol bukan hal mudah diraih. Ia mengaku sama sekali tak punya modal untuk merintisnya. Bahkan untuk membeli bahan-bahan yang akan dijual sekalipun.

"Saya bikin pakai daya ungkit. Dulu jualan kaos kaki dulu, beli yang Rp 10.000 dapat tiga. Trus dijual lagi, dikasih pita dijual Rp 6.000. Keuntungannya pas dapat Rp 500.000 langsung DP gerobak. Lakuin hal kecil aja dulu," kata Danu.

Danu menekankan, konsep merupakan hal yang fundamental. Ia menjadikan Radja Cendol bagai sebuah kerajaan.

Baca juga: Kisah Mansa Musa, Orang Paling Kaya Sepanjang Masa

Minuman cendol inovasi baru, Radja Cendol. Dok. Radja Cendol Minuman cendol inovasi baru, Radja Cendol.
Bahkan membuat struktur manajemen yang unik, dengan menamai mitra sebagai panglima, penjaga kedai sebagai prajurit, dan Danu sendiri dipanggil baginda.

"Dengan ini orang pada aware sama kita," kata Danu.

Bisa dibilang, Radja Cendol merupakan pelopor minuman cendol modern pertama di Indonesia. Inovasi adalah kunci. Danu mengganti santan dalam minuman cendol menjadi susu.

Selain itu, di minuman tersebut juga ditambahkan beberapa bahan tambahan seperti cokelat, biskuit, hingga marsmallow hingga menjadi minuman kekinian.

Radja Cendol juga memiliki nama-nama minuman yang unik, seperti Si Andol yang merupakan singkatan dari Isi Astor Cendol, Kejendol yang kepanjangannya Keju En Cendol, dan beberapa menu lain dengan topping beragam.

Radja Cendol juga sering mengeluarkan menu seasonal, seperti saat Ramadhan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com