Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Cuma Modal, Pelaku Usaha kecil juga Perlu Pendampingan

Kompas.com - 30/04/2019, 15:40 WIB
Murti Ali Lingga,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - CEO and Founder Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, mengungkapkan, saat ini masyarakat tidak hanya membutuhkan permodalan untuk menjalankan usaha hingga bisa produktif.

Akan tetapi ada faktor lain yang juga harus didukung oleh layanan jasa keuangan, termasuk financial technology (fintech).

"Yang dibutuhkan masyarakat supaya bisa produktif bukan cuma modal, tetapi juga pendampingan supaya mereka bisa bijak menggunakan modalnya demi keberlangsungan usaha," kata Andi di Jakarta, Selasa (30/4/2019).

Andi menuturkan, Amartha selama 2018 berhasil meningkatkan kesejahteraan ratusan ribu mitranya (peminjam) yang merupakan perempuan pengusaha di pedesaan. Selain memberi modal, Amartha selama ini selalu memberikan pendampingan kepada para peminjamnya lewat agen lapangan.

"Dari data Sustainable Accountability 2018, terungkap bahwa rata-rata pendapatan perempuan desa mitra Amartha naik dari Rp 4,2 juta menjadi Rp 6,7 juta per bulan atau naik 59 persen," tuturnya.

Dia menjelaskan, adanya peningkatan drastis pada pendapatan mitra itu telah memberikan dampak positif pada sisi kemiskininan. Sebab, mampu mengurangi angka kemiskinan lewat beberapa program. Seperti menyediakan akses modal agar para mitra di desa bisa memulai dan mengembangkan usaha.

"Memberikan pelatihan wirausaha dan literasi keuangan, agar para perempuan mitra Amartha bisa mengelola keuangan untuk mengembangkan bisnisnya. Meningkatkan daya beli perempuan desa yang akhirnya mampu meningkatkan kualitas hidup," jelasnya.

Ia menyebutkan, sebanyak 52 persen mitra pengusaha Amartha sudah mampu menyisihkan uang untuk membeli peraalatan penunjang usaha seperti sepeda motor dan merenovasi. Ini bisa terwujud karena meningkat pendapatan mitra perempuan Amartha.

"Bahkan mitra Amartha kini sudah bisa mengalokasikan keuntungan usaha untuk membeli keperluan konsumtif," sebutnya.

"Meningkatnya pendapatan mitra juga berdampak positif terhadap turunnya tingkat kemiskinan mitra Amartha. Pada 2016, sebanyak 63 persen dari total mitra masih berada di bawah garis kemiskinan, per akhir 2018 jumlah mitra yang berada di bawah garis kemiskinan turun drastis menjadi 41 persen," paparnya.

Dikatakannya, penurunan tingkat kemiskinan mitra lebih cepat dari level nasional. Amartha berhasil mengurangi jumlah mitra yang semula ada di bawah garis kemiskinan sebanyak 22 persen.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) penurunan rata-rata tingkat kemiskinan per tahun sebesar 1,1 persen.

"Ini membuktikan bahwa perusahaan fintech bisa membawa dampak positif, jika kita semua tidak hanya berpikir untuk mengejar keuntungan, tetapi juga membantu masyarakat yang membutubkan," lanjutnya.

Sejauh ini, sejak 2016 lalu Amartha telah menyalurkan Rp 1 triliun pendanaan kepada mitranya. Amarta melalui 1.100 petugas di desa memberikan pendampingan dan pelatihan literasi keuangan kepada semua mitranya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com