Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Kebutuhan Uang Kartal Saat Ramadhan dan Akhir Tahun Pengaruhi Likuiditas Bank

Kompas.com - 06/05/2019, 19:03 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarsah menyebut ada empat hal yang mempengaruhi likuiditas bank. Salah satunya adalah uang kartal.

Ia menyebut, uang kartal akan meningkat pada musim-musim tertentu, seperti Ramadhan dan akhir tahun. Di dua momentum tersebut, orang banyak membutuhkan uang tunai untuk dibelanjakan.

"Di setiap Ramadhan ini karena masyarakat butuh uang kartal sehingga terjadi keluar. Ini memang selalu berulang dan musiman," ujar Nanang di kompleks BI, Jakarta, Senin (6/5/2019).

Menurut Nanang, hal ini merupakan hal biasa yang terjadi. Meski bukan fenomena luar biasa, tapi tetap perlu ada penanganan untuk mengatasi masalah likuiditas bank.

"Pola ini yang terus diantisipasi BI termausk kita akan hadapi bulan Ramadhan," kata Nanang.

"Mei-Juni kita antisipasi ada kebutuhan likuiditas yang cukup besar," lanjut dia.

Selain itu. ada tiga hal lain yang mempengaruhi likuiditas. Kedua, adalah arus modal. Jika arus modal masuk ke Indonesia, menyebabkan rupiah menguat tajam. Orang akan cenderung membeli valas. Likuiditas pun akan kembali ke instrumen moneter. N

jika yang terjadi banyak orang menjual balas, menyerap likuiditas, maka kontraksinya akan turun. Menurut dia, hal tersebut terjadi di uar kendali bank sentral karena dipengaruhi dinamika global saat ini.

"Sejak 2010, arus kas selalu berada di atas. Kadang terjadi risiko global sehingga terjadi arus modal keluar, misalnya seperti Mei 2018," kata Nanang.

Meski begitu, secara keseluruhan, di 2019 inflow ke Indonesia cukup tinggi.

Faktor berikutnya adalah transaksi keuangan pemerintah. Nanang mengatakan, jika ada perubahan pola belanja, seperti pengeluaran belanja untuk proyek, penerimaan pajak, dan biaya pemerintah lainnya akan mempengaruhi likuiditas perbankan.

Nanang mengatakan, April hingga Juni 2019 ini kemungkinan operasi keuangan pemerintah akan besar sehingga perlu diantisipasi dengan operasi moneter.

Jika ketiga hal tadi mempengaruhi likuiditas secara agregat, yang keempat adalah struktur mikro dan perilaku perbankan yang mempengaruhi distribusil ikuiditasnya.

"BI akan coba tangani ini. Kalau likuiditas tidak ditangani, ada potensi risiko, ada yang sifatnya permanen dan bisa menimbulkan gangguan kesinambungan pertumbuhan," kata Nanang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com