Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fintech Equity Crowdfunding, Alternatif Investasi yang Milenial Banget

Kompas.com - 10/05/2019, 07:46 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Generasi milenial kerap menjadi pangsa pasar berbagai produk teknologi keuangan alias fintech. Tak terkecuali untuk instrumen equity crowdfunding.

Dengan harga beli yang relatif terjangkau, makin memudahkan milenial untuk mulai berinvestasi. Bahkan ada produk yang menawarkan urun dana mulai dari Rp 5.000.

Dari sisi jumlah pun milenial potensial mendominasi jumlah penduduk usia produktif di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.

Co Founder Likuid Kenneth Tali mengatakan, milenial nyaman berinvestasi dengan platform online karena teknologi sangat melekat dalam keseharian.

Baca juga: Investasi Lewat Equity Crowd Funding, Apa Itu?

"Mereka bisa dengan mudah mengakses. Mereka juga haus akan pengetahuan dan edukasi di sektor investasi," ujar Kenneth di Jakarta, Kamis (9/5/2019).

Likuid memastikan bahwa perusahaan yang mereka tawarkan ke investor berkualitas, terutama yang sudah memiliki produk. Menurut dia, membawa produk yang sudah teruji di publik akan lebih mudah untuk menghimpun dana.

Hal ini disebabkan milenial cenderung berinvestasi ke perusahaan yang mereka percaya.

"Jadi bagaimana caranya orang yang sudah percaya kita dari awal, bisa stick. Caranya, user dari sebuah produk bisa menginvestasikan sesuatu yang setiap hari mereka pakai," kata Kenneth.

Baca juga: Berinvestasi Lewat Equity Crowdfunding, Apa Kelebihannya dibanding Platform Lain?

Meski begitu, equity crowdfunding berbeda dengan IPO maupun investasi lainnya karena terbatas maksimal 300 investor. Likuid sendiri fokus pada pendanaan pengembangan startup dan industri kreatif, di mana melekat dengan aktivitas anak muda saat ini.

Mereka dianggap lebih paham seluk beluk dunia tersebut termasuk risikonya. Hal ini juga yang membuat milenial menjadi sasaran potensial bagi equity crowdfunding.

Di sisi lain, milenial cenderung menjadi investor pencari risiko tertinggi dengan return terbaik.

"Investasi startup, industri kreatif bukan ngajak untung. Sebenarnya bisa ngajak rugi bareng. Maka penting kita sortir proyek apa saja yang bisa kita bawa ke publik," jelas Kenneth.

Baca juga: Jadi Pemilik Waralaba Indomaret-Alfamart Lewat Equity Crowdfunding

Santara, pelaksana equity crowdfunding berbasis di Yogyakarta juga menyasar milenial sebagai investor potensial mereka. Investor muda usia 20-35 tahun menyumbang 42,1 persen total investor yang bergabung lewat Santara.

Sementara porsi terbesar masih diisi rentang usia 36-52 tahun, yakni 54,4 persen. Namun, yang mengejutkan adalah ada juga investor yang usianya masih di bawah 20 sebesar 1,6 persen.

Corporate Public Relations Santara, Ratu Febrianti mengatakan, hal ini menunjukkan bahwa kesadaran milenial untuk berinvestasi semakin tinggi.

"Kami ingin mengajak anak muda untuk sadar inevstasi sejak dini," kata Ratu.

Ke depannya, Santara menargetkan lebih banyak anak muda yang bergabung. Salah satu cara yang dilakukan adalah melakukan roadshow ke area publik untuk sosialisasi mengenai equity crwodfunding. Santara juga telah proaktif mendatangi kampus untuk lebih banyak menggaet milenial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com