JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus menggalakkan investasi syariah di Indonesia. Untuk itu OJK terus berupaya meningkatkan literasi keuangan maupun produk investasi syariah kepada masyarakat.
"Salah satu upaya OJK adalah dengan melakukan edukasi tentang produk-produk investasi syariah," ucap Sujanto Direktur Pengelolaan Investasi OJK di Jakarta, Selasa (14/5/2019).
Sujatno mengatakan, edukasi ini harus terus dilakukan karena masih banyaknya paradigma masyarakat yang salah tentang investasi syariah di pasar modal.
"Banyak yang mengatakan investasi tidak sesuai dengan prinsip syariah. Padahal telah banyak fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang membolehkan investasi. Selain itu, investasi syariah telah diawasi oleh Dewas Pengawas Syariah," paparnya.
Berdasarkan survey OJK yang dilakukan tahun 2016, angka literasi keuangan di Indonesia masih sekitar 4 persen. Tingkat inklusi keuangan syariah pun hanya 0,02 persen. Untuk syariah, literasi keuangannya hanya mencapai 0,02 persen dan 0,01 persen inklusi keuangan.
"Artinya, jika kita kumpulkan 10.000 orang, yang mengetahui literasi keuangan hanya 2 orang. Bila kita kumpulkan 10.000 orang, yang mengerti inklusi keuangan hanya 1 orang," papar Muhammad Touriq Deputi Direktur Pasar Modal Syariah OJK di Jakarta, Selasa (14/5/2019).
Data tersebut pun menjadi konsen OJK untuk terus mengedukasi masyarakat agar mengenal produk investasi syariah dan memulainya untuk hidup yang lebih baik. Untuk itu, OJK pun mendukung pengembangan platform digital untuk investasi agar bisa menggaet milenial.
"OJK pun mendukung platform digital untuk penjualan instrumen investasi. Saat ini sudah ada 50 platform online penjual reksa dana di e-commerce, e-wallet, dan platform online lainnya. Hal ini terbukti meningkatkan investor milenial," papar Sujatno.
Adapun, data OJK mencatat terjadi kenaikan dalam investasi reksa dana. Sejak tahun 2016 hingga 9 Mei 2019, jumlah reksa dana meningkat menjadi 2.082 produk. Reksa dana syariah pun tumbuh lebih dari tiga kali lipat dari Rp 11 triliun menjadi Rp 35 triliun hingga 9 Mei 2019.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.