Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amazon Mulai Gunakan Mesin Pengganti Pekerjaan Manusia

Kompas.com - 15/05/2019, 20:19 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber Reuters

NEW YORK, KOMPAS.com - Amazon Inc meluncurkan mesin untuk mengotomatisasi pesanan pelanggan yang selama ini dipegang oleh ribuan karyawannya.

Dikutip Reuters, Kamis (16/5/2019), dua orang pekerja Amazon mengatakan, perusahaannya telah menambahkan mesin itu sejak beberapa tahun terakhir. Mesin itu bekerja untuk memindai barang-barang pesanan pelanggan dan membungkusnya dalam kotak yang dibuat khusus untuk setiap barang sepersekian detik.

Amazon bahkan telah mempertimbangkan untuk menambah 2 buah mesin lagi ke gudangnya dan mengganti setidaknya 24 peran pekerja di masing-masing gudang.

"Fasilitas ini biasanya mempekerjakan lebih dari 2.000 orang. Dengan adanya mesin otomatisasi, akan memangkas lebih dari 1.300 pekerja di 55 pusat pemenuhan AS untuk inventori berukuran standar," ucapnya.

Baca juga: Karyawan Keluar Bangun Bisnis, Amazon Justru Beri Insentif Besar

Amazon memiliki omzet yang tinggi karena banyaknya pesanan yang masuk setiap menit selama 10 jam. Tentu ini melelahkan pekerjanya sehingga memperlambat pengiriman yang saat ini tengah menjadi tujuan utamanya. Mungkin ini penyebab Amazon mengganti pekerja dengan mesin pengepakan tersebut.

Selain itu, Amazon mengharapkan pemulihan biaya sebesar 1 juta dollar AS per mesin ditambah biaya operasional kurang dari dua tahun.

Menurut seorang pekerja, mesin-mesin yang dikenal sebagai CartonWrap alias pengemasan dari perusahaan Italia CMC Srl mengepak jauh lebih cepat ketimbang manusia. Mesin tersebut mampu mengemas 600-700 kotak per jam setara hingga 4-5 kali lipat yang dilakukan manusia.

"Namun, mesin tersebut masih membutuhkan beberapa orang untuk memuat pesanan pelanggan, stok kardus dan lem, dan teknisi untuk memperbaiki kemacetan sesekali," kata pekerja itu.

Dave Clark, Wakil Presiden Senior Amazon untuk operasi di seluruh dunia mengatakan, pihaknya memang ingin mengotomatisasi semua bisnisnya dengan mesin.

"Amazon dikenal dengan keinginannya mengotomatisasi mesin sebanyak mungkin untuk bisnisnya. Namun, perusahaan pun berada dalam posisi bahaya karena telah mempertimbangkan mengganti pekerjanya dengan mesin," kata dia.

Daripada mengganti manusia dengan mesin papar Dave, lebih baik karyawan tersebut dilatih untuk mengambil peran yang lebih teknis, yang tidak dapat digantikan dengan mesin.

Tingkatkan efisiensi

Menurut sebuah sumber perusahaan, Amazon telah mengumumkan niatnya untuk mempercepat pengiriman di seluruh program loyalitasnya.

Baru-baru ini saja, Amazon akan membayar karyawannya hingga 10.000 dollar AS atau sekitar Rp 140 juta dan 3 bulan gaji bagi karyawannya yang ingin keluar dari perusahaan dan menjadi mitra Amazon dalam pengantaran paket.

"Meskipun Amazon telah mengumumkan niatnya untuk mempercepat pengiriman di seluruh program loyalitas, putaran otomatisasi terbaru ini tidak berfokus pada kecepatan. Namun lebih kepada efisiensi dan penghematan," katanya.

Halaman:
Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Naik Selama Ramadan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com