Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Fintech Semakin Menggiurkan, Aberdeen Rencanakan Produk Ini

Kompas.com - 17/05/2019, 10:07 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aberdeen Standard Investment Indonesia tidak menutup mata akan potensi untuk melengkapi produk-produk fintech di tanah air. Apalagi, platform digital di Indonesia sangat menjanjikan dan menyumbang sekitar 2 persen pertumbuhan GDP di Indonesia.

Melihat potensi ini, Aberdeen berencana merancang produk reksa dana money market fund yang sifatnya seperti tabungan sebelum semester II 2019 berakhir. Nantinya, dana dalam money market fund ini bisa diambil di hari yang sama saat investor mengajukan.

"Kami melihat hal ini bisa kami lengkapi dari pertumbuhan financial technology (fintech) yang pesat. Kami juga melihat ada peluang dari perusahaan fintech yang menggunakan sistem e-wallet. Misalnya, dengan bekerja sama dengan market place, investor akan dapat mengalihkan dananya dulu ke produk money market T+0 terlebih dahulu. Nantinya, dana tersebut bisa dikembalikan lagi sesuai kebutuhan mereka," kata Presiden Direktur Aberdeen Standard Investment Indonesia Omar S. Anwar di Jakarta, Kamis (16/5/2019).

Apalagi, dia menghitung Indonesia memiliki financial asset sebesar Rp 14.400 triliun dengan tingkat penetrasi rendah sekitar 3 persen, berbanding dengan negara lain yang sudah mencapai hampir 40 persen. Asset tersebut masih bisa dioptimasi oleh perusahaan manager investasi.

Omar mengatakan, sifatnya yang seperti tabungan akan memberikam fleksibilitas dengan imbal hasil yang relatif tinggi.

"Contohnya, kalau kita punya e-wallet bersaldo Rp 500.000 kalau ditaruh di bank bunganya relatif kecil. Tapi kalau kita bikin reksa dana market fund bunganya mungkin di atas bunga tabungan bank. Jadi ini produk yang ingin kita rancang. Sementara pesaing-pesaing kita juga belum aktif ke sana," jelas Omar.

Untuk bunga, Omar memastikan bunganya akan lebih tinggi dari tabungan bank. Sayangnya, Omar masih belum bisa mengungkapkan finalisasi besaran bunga.

"Ya, kalau bunga tabungan rata-rata sekitar 2 persen, pokoknya di atas itu. Lebih tinggi dari 2,5 persen," jelas Omar.

Reksa dana market fund ini adalah peluang baru yang bisa dimaksimalkan. Dia pun tak memilih equity sebagai jawaban untuk melengkapi kebutuhan fintech karena sudah banyaknya platform yang menawarkan.

"Kalau kita main di saham mungkin saat ini sudah ada 300 produk reksa dana saham, ya. Apalagi untuk memilih equity saja susah. Tapi kalau melihat money market fund yang sifatnya seperti tabungan ini bisa memenuhi kebutuhan digital ekonomi yang baru di sisi finansial. Jadi, kita melihat peluang-peluang itu," paparnya

Diketahui, dana kelolaan Aberdeen Standard Invesments Indonesia sudah Rp 1,5 triliun hingga akhir April yang didominasi oleh goverment bond dan base income. Pengelolaan aset Aberdeen Standard Invesments pun telah mencapai 643,3 miliar dollar AS di 80 negara.

Rencananya, untuk indonesia sendiri Aberdeen akan menambah dana kelolaan sebesar Rp 1 triliun hingga akhir tahun 2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com