Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai Kurangi Belanja, Pemilu Kurang Berdampak ke Perekonomian Nasional

Kompas.com - 19/05/2019, 09:08 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com – Banyak pihak berharap pesta demokrasi, Pemilihan Umum yang digelar April lalu bisa mendongkrak dinamika perekonomian nasional.

Akan tetapi setelah Pemilu, kondisi makro ekonomi tak banyak berubah dari kondisi sebelumnya. Daya beli masyarakat belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan.

Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Departemen kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Endy Dwi Tjahjono menuturkan belanja partai mengalami penurunan.

Pada pemilu sebelumnya, belanja tersebut banyak digunakan untuk membeli alat peraga kampanye seperti kaos, spanduk, dan sebagainya.

“Namun pada Pemilu kali ini, belanja dari para peserta Pemilu tersebut tidak sebanyak waktu-waktu sebelumnya, sehingga tidak terlalu memberi pengaruh ke perekonomian nasional,” kata Endy, dalam acara Focus Group Discussion bersama media, Sabtu (18/5/2019).

Menurut Endy, agar perekonomian nasional bergeliat, saat ini yang perlu menjadi fokus adalah menggenjot konsumsi dalam negeri. Hal ini sebagai alternatif untuk menjaga perekonomian nasional ketika ekspor mengalami kelesuan.

“Namun kami optimistis di kuartal II 2019 akan mengalami perbaikan, meskipun pada periode ini current account deficit berada di puncak karena banyak emiten yang harus membayar dividen. Kami juga optimistis inflasi tetap sesuai target,” lanjut Endy.

Tak punya andil besar

Sebelumnya, BPS melaporkan pemilu bisa dilihat dari salah satu sumber pertumbuhan ekonomi yakni Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (PK-LNPRT) selama masa kampanye Pemilu 2019.

Pada kuartal I-2019, LNPRT tumbuh signifikan, bahkan angkanya menjadi yang tertinggi dibanding sumber pertumbuhan ekonomi lainnya. BPS mencatat LNPRT tumbuh 16,93 persen pada kuartal I-2019. Padahal pada kuartal I-2018 lalu, pertumbuhan LNPRT hanya 8,10 persen saja. Sementara pada kuartal I-2017, LNPRT hanya tumbuh 8,08 persen.

Meski Pemilu punya andil besar terhadap lonjakan sumber pertumbuhan ekonomi, namun LNPRT belum memiliki kontribusi besar kepada PDB Perlu diingat kembali, sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga dan investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB).

Sementara itu pada bulan April, BPS mencatat terjadi penurunan daya beli buruh selama April 2019. Penurunan daya beli ini akibat turunnya upah riil buruh tani dan bangunan sebanyak 0,66 persen dan 0,41 persen.

Menurut BPS, upah riil yakni daya beli dari pendapatan atau upah yang diterima buruh atau pekerja setelah mempertimbangkan pengaruh inflasi selama bulan berjalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com