Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Forbes: Indonesia Macan Baru Asia Tenggara

Kompas.com - 28/05/2019, 13:21 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada paruh kedua abad ini, Hong Kong, Singapura, Korea Selatan dan Taiwan dikenal sebagai Macan Asia. Keempat negara tersebut memiliki pertumbuhan industri, perdagangan, dan keuangan yang begitu pesat.

Perkembangan yang dialami 4 negara itu bisa mendorong ke arah pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan. Adapun Hong Kong dan Singapura kini menjadi pusat keuangan dunia dan Korea Selatan serta Taiwan dikenal dengan industri manufaktur.

Forbes menyatakan, transformasi serupa kini terjadi di Asia Tenggara. Akan tetapi, yang menjadi pembeda, transformasi tersebut kini didorong oleh ekonomi digital, lebih tepatnya mobile economy.

Indonesia pun digadang-gadang menjadi salah satu negara yang paling potensial dalam mengedepankan mobile economy.

Baca juga: Ekonomi Digital Diprediksi Sumbang PDB Indonesia hingga 155 Miliar Dollar AS pada 2025

Forbes dalam laporannya yang dikutip Kompas.com, Selasa (28/5/2019) menyebut, Indonesia merupakan negara dengan piramida penduduk muda, dengan usia mediannya 29 tahun, dan 60 persen populasi penduduk berusia di bawah 40 tahun.

Indonesia juga menjadi negara dengan penggunaan perangkat ponsel terbesar di dunia, dengan 150 juta penduduk yang mengakses internet, sebesar 95 persen atau 142 juta menggunakan ponsel. Adapun 60 persen penduduk dewasa Indonesia telah memiliki smartphone.

Forbes mengatakan, jika ketiga fakta tersebut dikombinasikan, Indonesia merepresentasikan populasi raksasa dari pemuda yang digital savvy atau mampu mengoperasikan perangkat digital dengan baik.

Baca juga: Mochtar Riady: Pebisnis Harus Sensitif dengan Ekonomi Digital

Penduduk Indonesia sebagain besar menghabiskan 206 menit per hari untuk mengakses media sosial, angka tersebut jauh lebih tinggi dari rata-rata dunia yang selama 124 menit per hari. Beberapa platform utama yang digunakan adalah Youtube, Whatsapp, dan Facebook, yang digunakan lebih dari 80 persen penduduk Indonesia yang bisa mengakses internet.

Selain itu, sebesar 76 persen dari pengguna internet Indonesia melakukan transaksi melalui ponsel mereka. Jika dibandingkan dengan negara lain, Indonesia memiliki rata-rata transaksi e-commerce tertinggi di dunia.

"Mungkin satu-satunya tantangan (sekaligus peluang) terbesar bagi mobile economy Indonesia adalah dalam pembayaran dan uang elektronik. Google dan Temasek memperkirakan bahwa e-commerce di Indonesia akan mencapai 53 miliar dollar AS pada tahun 2025," tulis Forbes.

Baca juga: Transaksi Elektronik Dinilai Mendorong Efisiensi Ekonomi

Pertumbuhan ini cukup mencengangkan mengingat fakta kurang dari setengah orang Indonesia memiliki rekening bank, dan hanya 2,4 persen penduduk Indonesia memiliki kartu kredit.

"Di sinilah letak paradoks besar Indonesia," tulis Forbes.

Sebesar 56 persen persen penduduk Indonesia menghuni kota-kota besar dan penggunaan smartphone pun kian marak. Setengah lainnya tinggal di daerah pedesaan dan tersebar di 17.000 pulau di mana uang tunai tetap menjadi alat pembayaran utama.

"Karena bank tradisional mengandalkan lokasi fisik untuk mendapatkan pelanggan, penyebaran ini membatasi jangkauan mereka," jelas Forbes.

Baca juga: Perilaku Pembayaran Konsumen, Pilih Tunai atau Nontunai?

Dengan semakin meningkatkan penduduk Indonesia yang tidak memiliki rekening bank menggunakan smartphone, akan kian besar peluang berkembangnya transaksi uang elektronik serta layanan keuangan digital.

"Gelombang startup fintech baru memang menyerang ruang (perbankan), tetapi beberapa langkah besar telah dibuat oleh pemain seperti Go-Jek, yang sudah memiliki distribusi yang masif. Dompet seluler Go-Jek, Go-Pay, memudahkan pengemudi sepeda motor mereka untuk dibayar. Pada saat yang sama, Go-Jek telah bermitra dengan bank tradisional untuk menawarkan produk konvensional seperti hipotek. Ini benar-benar transformasional," ujar Forbes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com