Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peta Jelajah Nusantara, Panduan Lengkap untuk Pemudik

Kompas.com - 02/06/2019, 15:44 WIB
Murti Ali Lingga,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

AKARTA, KOMPAS.com - PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub) menghadirkan aplikasi navigasi digital bernama Peta Jelajah Nusantara. 

Aplikasi ini dibangun sebagai sarana pemandu bagi masyarakat atau pemudik yang melakukan perjalanan darat di wilayah Indonesia. Di dalamnya terdapat sejumlah fitur yang memudahkan pengguna dalam perjalanan dan berbagai informasi yang paling dibutuhkan.

Group Head Corporate Communication XL Axiata Tri Wahyuningsih, mengatakan, pihak berperan sebagai pendukung dilahirkannya aplikasi ini untuk pengguna kendaraan saat mudik 2019. Saat ini, layanan yang dihadirkan dalam aplikasi masih terbatas pada informasi moda transportasi darat.

"Jadi XL men-support Kemenhub khususnya Ditjen Perhubungan Darat untuk membangun aplikasi yang kita sebut Peta Jelajah Nusantara," kata Wahyuningsih di Jakarta, Minggu (2/6/2019).

Wahyuningsih menjelaskan, aplikasi ini akan membantu pemudik atau semua pengguna kendaraan untuk mengakses untuk mencari informasi seputar mudik. Seperti posko mudik terdekat, posko kesehatan, terminal, dan test area yang langsung terhubung dengan peta digital.

"Sehingga langsung bisa menunjukan arahnya. Ini sebagai pemandu pemudik," ujarnya.

Dia menambahkan, senergi bersama pemerintah ini merupakan bagian dari program CSR XL. Sehingga aplikasi ini tidak hanya bisa diakses oleh pengguna XL tapi semua pengguna smartphone di Indonesia. 

"Ini harus download aplikasi. Data-datanya terhubung dari Pusdiklat Kemenhub, jadi datanya resmi dan semua sudah terdaftar di Kemenhub," tambahnya.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, menjelaskan, peta digital diberikan kepada user atau pemudik supaya mendapatkan informasi dengan akurat, cepat, dan jelas. Sehingga adanya aplikasi ini bisa memperlancar perjalanan mudik mereka.

"supaya pemudik tahu pada suatu tempat dibisa cari terminal, poliklinik,  rumah makan dibisa dilihat dari aplikasi itu," kata Budi.

Menurut Menhub, ini semua terjadi berkat kerja sama yang bagus bersma intansi terkait, termasuk pihak swasta. Ia berharap layanan informasi lewa aplikasi ini bisa membantu para pemudik nantinya.

"Sehingga pemudik itu detik ke detik bisa mendapatkan informasi dan dijuga bisa melakukan pencarian, objek-objek yang akan mereka kunjungi, mereka mampu mengidentifikasinya," tuturnya.

"Oleh karenanya, saya mengimbau operator telekomunikasi di Jawa dan Sumatera harus kuat," tambah Budi.

Informasi dan data yang tersaji di dalam aplilkasi Peta Jelajah Nusantara merupakan data resmi yang ter-update dari sejumlah instansi yang terkait dengan pelayanan transportasi (Kemenhub), Kementerian Kesehatan, Bina Marga, Kementrian PUPR, serta Korlantas Polri.

Untuk kebutuhan mudik Lebaran 2019, informasi yang tersaji di dalam aplikasi Peta Jelajah Nusantara adalah navigasi jalur mudik di semua wilayah tujuan mudik di seluruh Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com