JAKARTA, KOMPAS.com - Google dikabarkan akan kembali berbisnis di negara Tirai Bambu setelah sebelumnya menghentikan semua pelayanannya akibat perang tarif AS-China. Informasi ini muncul karena Google dikabarkan gencar menjaring miliaran pengguna baru.
Namun, CEO Google Sundar Pichai menampik keras berita itudan tidak lagi mempertimbangkan kembali berbisnis di sana. Tapi tidak juga mengabaikan ratusan penggunanya di sana.
"Tidak ada rencana bagi kami untuk mempertimbangkan meluncurkan kembali layanan kami di China," kata Sundar Pichai dikutip dari CNN, Senin (17/6/2019).
Baca juga: Sri Mulyani: Seluruh Dunia Pusing Pajaki Google hingga Netflix
Pichai menegaskan, Google selalu berkomitmen untuk mematuhi hukum dan peraturan internasional meskipun saat ini pihaknya ingin menjaring miliaran pengguna baru. Sekalipun ingin meluncurkan layanannya di China, Google membutuhkan kondisi yang tepat.
"Google akan membutuhkan kondisi yang tepat untuk diluncurkan kembali di negara itu. Tapi tetap, saya tidak ingin berspekulasi lebih banyak tentang hal ini sebab pihak kami tidak menghabiskan waktu hanya untuk berspekulasi," ungkap Pichai.
Terkait berita kontroversi yang beredar, Pichai sekali lagi mengatakan pihaknya tak lagi membuka layanan di China.
"Kami tidak melakukan pekerjaan apa pun di China, termasuk membatasi AI, beberapa pekerjaan nirlaba, dan lainnya. Kehadiran kami terbatas di China," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.