Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangani Krisis Talenta Teknologi, Ini 5 Kiatnya

Kompas.com - 20/06/2019, 16:29 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perkembangan startup di Indonesia yang begitu pesat menyebabkan peningkatan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) profesional yang bertalenta di bidang teknologi (IT) di semua aspek dan sektor Industri.

Namun, SDM profesional di bidang teknologi masih sangat minim sementara kebutuhannya dalam bisnis terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini tentunya menyebabkan krisis talenta teknologi dan mempengaruhi sumber daya serta produktivitas.

Berdasarkan survei Robert Walters pada bulan April yang diikuti oleh 400 responden termasuk Tokopedia dan OVO, manajer perekrutan menilai sulit mendapatkan talenta teknologi dengan skor rata-rata 7 dari skala 1-10. Bahkan, 68 persen responden mengaku butuh waktu 3 bulan untuk mengisi posisi talenta teknologi yang kosong di perusahaannya.

Baca juga: Transformasi Digital, SDM Pendukung Teknologi Jangan Dilupakan

Tak sampai situ, 70 persen manager menyatakan dampak negatif dari krisis talenta ini. Dampaknya dapat mempengaruhi produktivitas dan inovasi bisnis perusahaan.

Lalu, bagaimana perusahaan dapat menarik dan mempertahankan talenta teknologi terbaik untuk membantu mempercepat bisnis?

Untuk itu, simak 5 kiat menangani krisis talenta teknologi dari Robert Walters, sebuah perusahaan rekrutmen profesional spesialis dalam buku panduan terbitannya yang berjudul "Five Lesson in Tackling The Tech Talent Shortage".

1. Berusaha lebih keras

Perusahaan dituntut lebih keras dalam mencari SDM bertalenta di bidang teknologi informasi. Seperti diketahui, SDM talenta teknologi sangat minim di Indonesia sehingga menyebabkan persaingan yang begitu ketat antar perusahaan.

Menurut Manajer Teknologi Robert Walters Antonio Mazza, perusahaan harus selalu merekrut karyawan, tak hanya saat lowongan tersebut kosong.

"Perusahaan harus mencari talenta teknologi lebih awal dari yang dibutuhkan. Sehingga hal ini meminimalisir kekosongan yang terlalu lama di perusahaan," kata Mazza di Jakarta, Kamis (20/6/2019).

Baca juga: SDM Berdaya Saing di Era Industri 4.0 Jadi Tantangan Dunia Pendidikan

2. Tawarkan paket tunjangan dan manfaat yang tepat

Asuransi kesehatan, asuransi jiwa, waktu kerja yang fleksibel, program kesehatan, dan segudang manfaat lain kerap kali ditawarkan perusahaan untuk mempertahankan talenta terbaik.

Tapi sayangnya, sebagian besar karyawan hanya menggunakan sebagian dari daftar panjang yang ditawarkan. Bukan hanya tak efektif dalam biaya, tapi membuat pekerja profesional bisa saja memilih pergi dari perusahaan.

Mazza menyarankan, perusahaan perlu mencari cara kreatif untuk memberikan paket tunjangan kepada pekerjanya.

"Dengan cara ini, perusahaan dapat menunjukkan kepada karyawannya bahwa ia benar-benar peduli dan menghargai setiap pekerja," kata Antonio.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com