Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertemuan Trump-Xi di G20 Buka Peluang The Fed Pangkas Suku Bunga?

Kompas.com - 21/06/2019, 09:50 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber CNBC

WASHINGTON, KOMPAS.com - Kepala Ekonom dan Kepala Penelitian untuk Asia Pasifik di ING, Rob Carnell mengatakan, pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping pada KTT G20 minggu depan dapat memengaruhi langkah bank sentral AS Federal Reserve pada pertemuan berikutnya.

Pada Kamis (20/6/2019), The Fed telah mengambil langkah untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil karena beberapa alasan. Kabarnya, pemangkasan suku bunga pun masih belum jelas akan diberlakukan 1-2 kali atau tidak sama sekali di akhir tahun 2019.

Namun, Ketua The Fed Jerome Powell akan membuka peluang untuk penurunan suku bunga, dengan catatan kebijakan Trump selanjutnya membuat dampak negatif berlebih kepada ekonomi Amerika. Carnell berpendapat, KTT G20 di Osaka bakal membuka peluang ini.

Baca juga: China Optimistis Pertemuan Xi Jinping-Trump akan Hasilkan Hal Positif

"Banyak peserta sekarang melihat alasan untuk kebijakan yang agak akomodatif telah menguat. Pertemuan antara para pemimpin dua ekonomi terbesar di dunia akan sangat penting," kata Rob Carnell dikutip dari CNBC, Jumat (21/6/2019).

Carnell mengatakan, The Fed memang mempertahankan suku bunga. Tapi segala sesuatu dapat berubah jika pertemuan di Jepang tidak berjalan dengan baik.

"Satu hal yang benar-benar dapat berubah adalah pertemuan di Osaka, jika mereka Trump dan Xi pergi saling mengguncang tentang perdagangan," kata Carnell.

Baca juga: Imbas Perang Dagang, Kini Giliran Apple dan Microsoft Surati Trump

Menurut Carnell, jika akhirnya Trump dan Xi Jinping pergi dengan hasil yang tidak baik dan meneruskan perang dagang serta perang tarif, The Fed akan melakukan pemotongan suku bunga cepat.

"Pada tahap itu, hal-hal itu harus dilakukan pemotongan suku bunga cepat. Sangat sedikit hal lain yang dapat memengaruhi sikap The Fed," ucap dia.

Apalagi, dalam pertemuan Federal Open Market Committe (FOMC) juga disebutkan aktivitas ekonomi naik pada tingkat moderat. Hal ini merupakan penurunan peringkat aktifitas ekonomi yang pada Mei lalu berada di kecepatan solid.

Dalam skenario dasarnya, anggota FOMC masih mengharapkan ekspansi berkelanjutan dari kegiatan ekonomi dan bergerak menuju inflasi 2 persen. Tapi mereka sadar, ketidakpastian telah meningkat. Pelaku pasar pun prihatin dengan pertumbuhan ekonomi global, terutama di tengah panasnya perang dagang AS-China.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com