Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lirik O-Bahn, Kemenhub Akan "Belajar" di China dan Australia

Kompas.com - 25/06/2019, 16:32 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah melirik penyediaan moda transportasi massal baru untuk Indonesia, yakni O-Bahn. O-Bahn merupakan moda transportasi gabungan antara bus rapid transit (BRT) dan light rapid transit (LRT).

Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan, saat ini pihaknya bersama Dirjen Perkeretaapian tengah mengajukan pemantauan negara pengguna O-Bahn, seperti China, Australia, dan Jepang.

"Saya lagi mengajukan. Saya dengan Dirjen Perkeretaapian, kalau diijinkan, saya akan lihat negara apa yang sudah menggunakan O-Bahn ini, ada di China ada di Australia, kita lihat yang dekat-dekat saja," kata Budi Setiyadi di Jakarta, Selasa (25/6/2019).

Baca juga: Kemenhub Kaji Pembangunan Alat Transportasi O-Bahn

Budi mengatakan, bila pemantauan terhadap negara-negara penguna O-Bahn sudah terealisasi, pihaknya akan mempertimbangkan kecocokan O-Bahn bila beroperasi di Indonesia. Pun mempertimbangkan kekurangan dan kelebihan dibanding transportasi lain.

Kekurangan ini, kata Budi, meliputi harga yang relatif mahal dibanding BRT biasa, tapi lebih murah dibanding LRT.

"Kalau dari sisi anggaran, harga memang lebih tinggi dari BRT, karena O-Bahn ini perlu jalan yang dibuat khusus. Tapi kapasitas lebih besar dari BRT. Kalau dibanding LRT, kapasitas lebih kecil tapi lebih murah O-Bahn," ungkap dia.

Setelah pemantauan, Budi mengungkapkan akan segera melakukan kajian. Kajian tersebut meliputi pemilihan kota yang cocok dan kesiapan anggaran. Karena saat ini, Budi mengaku belum membahas O-Bahn sejauh itu.

Baca juga: Pengerjaan Proyek LRT Jabodebek Sudah 60 Persen

"Jadi kita mau lihat dulu, setelah itu kita baru lakukan kajian dan sebagainya. Kalau saat ini pembicaraan belum bicara di kota mana cocoknya dan berapa anggaran yang disiapkan," ungkap dia.

Sebagai informasi, O-Bahn merupakan bagian dari sistem transit bus cepat. Bus ini memiliki roda pandu yang berada di samping ban depan bus.

Roda pandu menyatu dengan batang kemudi roda depan sehingga ketika bus memasuki jalur O-Bahn, sopir tak perlu lagi mengendalikan arah bus. Sebab, roda pandu akan mengarahkan bus sesuai dengan arah rel pandu serta mencegah bus terperosok ke celah yang ada di jalur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com