Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golden Flower Incar Arab Sebagai Pasar Ekspor Baju Muslim

Kompas.com - 26/06/2019, 11:58 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Golden Flower Tbk telah mengekspor produksi garmen mereka ke berbagai negara besar, seperti Jepang, Amerika Serikat, hingga Kanada. Ke depannya mereka akan terus mengembangkan sayap ke negara lainnya sebagai pangsa pasar baru.

Salah satu yang saat ini jadi incaran adalah Arab Saudi. Presiden Komisaris Golden Flower, Po Sun Kok mengatakan, negara islam seperti Arab bisa menjadi peluang besar bagi industri garmen yang berorientasi ekspor.

"Kita lagi coba menembus ke Arab untuk baju muslim," ujar Po di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (26/6/2019).

Kok mengatakan, prospek di Arab sangat bagus karena tingginya kebutuhan akan baju muslim. Di sana, hampir semua warganya menggunakan pakaian tertutup. Saat ini Golden Flower masih menjajaki kerja sama dagang tersebut dan melakukan pembicaraan lebih jauh.

"Mudah-mudahan bisa cepat. Tahun ini kita produksi, mudah-mudahan tahun depan sudah bisa mulai diekspor," kata Po.

Po mengatakan, jika penjajakan bisnis ke Arab sukses, maka kuantitas produksinya akan sangat besar karena pasti dibutuhkan setiap hari oleh mayoritas penduduknya.

"Tidak seperti di AS, kalau senang beli, kalau tidak senang tidak beli. Kalau baju muslim di Arab kan mereka harus memilikinya," lanjut Po.

Sejauh ini, pasar ekspor terbesar Golden Flower adalah AS dengan porsi 85 persen produksi. Sisanya tersebar ke negara-nehara Eropa, Kanada, Australia, Afrika Selatan, Jepang, dan pasar Asia lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com