BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Angkasa Pura II

Cara Angkasa Pura II Ikut Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat

Kompas.com - 29/06/2019, 17:03 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

KOMPAS.com – Mulai 1 Juli 2019, operasional penerbangan domestik dari Bandara Husein Sastranegara pindah ke Bandara Internasional Kertajati. 

Kondisi tersebut, menurut pihak pengelola PT Angkasa Pura II (Persero) akan serta merta menjadi dongkrak pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat.

Sesuai rencana, ada pengalihan 56 penerbangan yang meliputi 13 rute domestik dari Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau Bandara Kertajati Majalengka.

Dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (25/6/2019), Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin bahkan optimis, Bandara Kertajati akan otomatis mendorong perekonomian masyarakat dan daerah di sekitarnya. 

“Proses pengembangan Bandara Kertajati harus dilihat dengan sudut pandang Economic Rate of Return (ERR)bukan Internal Rate of Return (IRR) saja (sebagai indikator kelayakan bisnis),” ujarnya. 

Bila melihat sudut pandang IRR, kata Awaluddin, mindsetyang akan terbangun akan menghitung seberapa cepat nilai investasi yang dikeluarkan tersebut dapat diperoleh kembali.

Sedangkan, sudut pandang ERR berarti akan melihat secara keseluruhan bagaimana bandara tersebut sebagai sebuah proyek dapat memberikan manfaat ekonomi yang lebih luas jika dibandingkan biaya yang dikeluarkan.

Tak bisa dimungkiri, mulai beroperasinya Bandara Kertajati akan serta-merta menumbuhkan peluang-peluang bisnis yang ada di Majalengka. 

Selain itu, pertumbuhan pariwisata pun akan terbangun. Dari sektor ini saja,  bisa jadi peluang bisnis yang baru lagi. 

Saat ini, destinasi alam yang ada di Majalengka di antaranya Telaga Herang, Jembar Waterpark, Wisata Paralayang Gunung Paten, Wana Wisata Cadas Gantung, Petilasan Prabu Siliwangi, Perkebunan Teh Cipasung, Wisata Paralayang Gunung Paten, dan banyak lagi. 

Dari obyek-obyek wisata tersebut, masyarakat sekitar dapat menumbuhkan potensi bisnis lagi dengan membangun dan menyediakan penginapan di sekitarnya, usaha kerajinan tangan dan makanan khas sebagai oleh-oleh. Inilah yang kemudian menjadi efek berganda dari beroperasinya bandara itu. 

Meski perbincangan mengenai potensi bisnis dengan beroperasinya Bandara Kertajati Majalengka sedang ramai, tak berarti kelangsungan bisnis di Bandara Husein Sastranegara akan tertinggal.

“Mengapa (rute) internasional masih berada di Bandara Husein, (itu) karena mempertimbangkan kelangsungan bisnis pariwisata di Bandung. Hal-hal (seperti) ini tentu kami perhatikan,” ujar Director of Engineering & Operation AP II Djoko Murjatmodjo.

Baca tentang

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com