Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelet Hasil Pengolahan Sampah dari Desa Ini Dipasok ke PLTU

Kompas.com - 29/06/2019, 17:13 WIB
Bambang P. Jatmiko

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com – Beragam ikhtiar dilakukan untuk menanggulangi sampah yang telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Ada yang mencoba melakukan pemilahan dan pengolahan sampah, hingga ada yang coba memanfaatkan agar bisa kembali bermanfaat.

Seperti yang dilakukan warga di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung Bali. Masyarakat di desa ini mencoba memanfaatkan sampah untuk diolah menjadi bahan bakar.

Produksi sampah yang mencapai 3 ton per hari mendorong masyarakat Desa Gunaksa berpikir kreatif agar sampah sebanyak itu bisa memberi manfaat yang lebih besar ketimbang hanya dibuang.

Caranya, desa ini mendirikan fasilitas Tempat olah Sampah Setempat (TOSS) yang diberi nama Werdhi Guna. Melalui fasilitas ini, sampah yang dihasilkan warga diolah menjadi pelet yang bisa dipakai sebagai bahan bakar.

Bendahara TOSS Werdhi Guna, Nengah Mariani mengungkapkan fasilitas ini mulai berdiri pada tahun 2018 sebagai bagian dari upaya untuk mengatasi sampah yang tidak ditangani secara tepat.

“Sebelumnya masyarakat membuang sampah di sungai. Bahkan pada 2010 karena banyak sampah, sungai meluap dan membuat banjir di desa kami,” jelas Nengah Mariani saat menerima kunjungan jurnalis, Kamis (27/6/2019).

Dari masalah tersebut, masyarakat terus mencari jalan keluar. Hingga akhirnya muncul ide untuk mendirikan tempat pengolahan sampah ini.

Dibantu Indonesia Power

TOSS Werdhi Guna mengolah sampah jenis organik maupun non-organik. Namun, menurut Nengah Mariani, sebagian besar sampah yang masuk berjenis organik yang merupakan sisa upacara yang dilakukan oleh masyarakat.

Di hari-hari besar keagamaan, sampah yang diolah TOSS ini mencapai 6 ton sehari, atau 2 kali lipat dari hari-hari biasanya.

Sampah yang masuk kemudian dibersihkan dengan cairan yang diberi nama Toya Wiguna untuk menghilangkan bau. Setelahnya, sampah dikeringkan sebelum diolah menjadi pelet.

Sampah yang sebagian besar sampah organik siap diolah menjadi pelet di TOSS Werdhi Guna, Desa Gunaksa, Klungkung BaliKOMPAS.com/ Bambang P. Jatmiko Sampah yang sebagian besar sampah organik siap diolah menjadi pelet di TOSS Werdhi Guna, Desa Gunaksa, Klungkung Bali

Pengurus TOSS Werdhi Guna merasa bersyukur program pengolahan sampah terus berjalan, meski ada sejumlah kendala yang membayangi kegiatan operasional.

Untuk membiayai operasional, pengurus mendapatkannya dari Dana Desa yang berasal dari APBN. Sementara itu untuk pengadaan mesin, TOSS Werdhi Guna mendapatkan bantuan dari CSR PT Indonesia Power.

Mesin pengolahan sampah tersebut sangat membantu para petugas untuk menggiling sampah yang sudah kering hingga menjadi pelet.

Pelet yang sudah jadi bisa dipakai untuk bahan bakar kompor sebagai pengganti arang.

Suplai Pembangkit Listrik

Di awal-awal pendirian, produksi pelet TOSS Werdhi Guna hanya untuk memenuhi masyarakat sekitar. Harga per kilogram dipatok Rp 300. Masyarakat yang tak punya uang cukup membawa sampahnya untuk ditukar dengan pelet.

Bendahara TOSS Werdhi Guna Nengah MarianiKOMPAS.com/ Bambang P. Jatmiko Bendahara TOSS Werdhi Guna Nengah Mariani

Namun pada April 2019, TOSS Werdhi Guna mulai menyuplai PLTU Jeranjang di Lombok. Pada pengiriman perdana, TOSS ini memasok 1,5 ton pelet. Adapun kalori yang dihasilkan dari pelet tersebut setara dengan low rank coal.

Ke depan, TOSS Werdhi Guna akan berupaya untuk memasok PLTU secara rutin. Karena ini pihak pengurus berharap bisa memiliki mesin pengolah yang lebih andal agar proses pengolahan tidak ada kendala.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com