Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Akhirnya Izinkan Perusahaan AS Pasok Komponen ke Huawei

Kompas.com - 01/07/2019, 07:11 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNN

NEWYORK, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akhirnya mengizinkan perusahaan produksi AS kembali menjual komponen untuk Huawei. Hal ini setelah selama 6 minggu perusahaan China tersebut dimasukkan dalam daftar hitam perdagangan oleh AS.

Trump mengatakan pertemuannya dengan pemimpin China Xi Jinping berjalan baik di KTT G20 dan pembicaraan telah "kembali ke jalurnya". Di acara itu, kedua pemimpin negara ekonomi terbesar itu membahas kebuntuan dalam sengketa perdagangan dan nasib Huawei yang merugi selama perang dagang.

"Perusahaan-perusahaan AS dapat menjual komponennya kembali ke Huawei. Transaksi tidak akan menghadirkan masalah darurat nasional yang hebat," begitu komentar Trump usai menghadiri pertemuan G20 dikutip dari CNN, Senin (30/6/2019).

Baca juga: Berkah Perang Dagang AS-China, Thailand Kebanjiran Investasi Asing

Meski begitu, Trump mengatakan Huawei masih menjadi bagian dalam diskusi perdagangan yang sedang berlangsung antara AS dan China. Tapi untuk saat ini, dia akan mengizinkan perusahaan AS memasok suku cadang alias komponennya ke perusahaan China tersebut.

Terkait penyataan Trump ini, Departemen Perdagangan yang mengeluarkan larangan terhadap Huawei pada Mei lalu belum memberikan komentar apapun. Pun Gedung Putih tak segera memberikan pernyataan terkait peninjauan masalah ini.

Sebaliknya, Huawei mengonfirmasi pernyataan Trump dalam cuitan di akun resmi perusahaan. Pihak Huawei mengatakan Trump memang telah mengizinkan perusahaan AS memasok kembali komponennya.

"Putar balik? Donald Trump menyarankan ia akan mengizinkan #Huawei untuk sekali lagi membeli teknologi A.S.!," cuit salah satu akun twitter perusahaan Huawei.

Huawei juga membantah tuduhan bahwa perusahannya mengancam keamanan nasional AS. Bantahan ini juga lah yang membuat Trump mengizinkan perusahaan AS menjual komponennya kembali untuk Huawei, yang merupakan kunci rantai pasokannya.

Sebagai informasi, Huawei memang sangat bergantung pada chip komputer yang diimpor dari perusahaan seperti Intel (INTC) dan Micron (MICR). Google juga menyediakan sistem operasi Android untuk perusahaan itu.

Saat pemerintah AS membatasi pemasokan pada Mei lalu, Google turut menarik diri dan membatasi segala akses Google seperti Gmaps dan Gmail untuk Huawei. Hal itu dilakukannya untuk berusaha mematuhi kebijakan baru pemerintah. Setelah Google, perusahaan teknologi yang lain jatuh bergiliran.

Hal ini tentu memberikan pukulan besar bagi Huawei. Bahkan, penobatannya sebagai ponsel pertama di dunia tertunda dan penjualannya menurun tajam. Pun rencana membangun jaringan 5G dengan perusahaan lain mendadak menyusut.

Kerugian ini rupanya tak hanya menimpa Huawei. Perusahaan AS yang memasok komponen untuk Huawei juga terkena imbasnya, seperti Micron. Micron menyebut Huawei sebagai salah satu pelanggan terbesarnya.


Untuk mengatasi masalah ini, Micron mengumumkan menemukan solusi baru untuk meminimalkan dampak larangan tersebut. Intel dan perusahaan lain juga melakukan hal serupa. Tapi akhirnya, Trump seperti sadar perusahaan AS tidak senang atas kebijakan perang dagang ini. Di KTT G20, dia dan Xi Jinping sepakat untuk memulai perjanjian perdagangan yang baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Whats New
Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com