Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Diprediksi Bakal Pangkas Suku Bunga, Ini Alasannya

Kompas.com - 16/07/2019, 10:39 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Ekonom Makro Bahana Sekuritas Putera Satria Sambijantoro memprediksi Bank Indonesia (BI) bakal memangkas suku bunga meski tipis. Menurut dia, pemangkasan suku bunga acuan ini karena neraca perdagangan yang surplus selama 2 bulan berturut-turut.

"Surplus perdagangan selama 2 bulan berturut-turut memperkuat keyakinan kami bahwa pemulihan keseimbangan eksternal Indonesia sedang berlangsung. Surplus perdagangan 196 juta dollar AS membuka jalan bagi penurunan suku bunga BI," kata Putera Satria Sambijantoro dalam laporan mingguannya, Selasa (16/7/2019).

"Kami pikir ada kemungkinan meskipun kecil. Suku bunga BI dapat dipangkas lebih besar dari yang diperkirakan dalam pertemuan 17-18 Juli karena penurunan tajam impor pada 2Q19 juga memicu peringatan tentang perlambatan ekonomi," lanjutnya.

Baca juga: Suku Bunga Diharapkan Turun, Reksa Dana Ini Dianggap Paling Tepat

Satria mencatat, surplus perdagangan pada bulan Juni 2019 mencapai 196 juta dollar AS, lebih kecil dari ekspektasi konsensus surplus sebesar 658 juta dollar AS. Hal ini sejalan dengan perkiraannya yang mencapai 142 juta dollar AS.

Sementara bulan lalu, ekspor turun 20,54 persen mtm dan 8,98 persen yoy mencapai 11,78 miliar dollar AS. Impor juga turun 20,70 persen mtm tapi naik 2,80 persen yoy hingga mencapai 11,58 miliar dollar AS.

"Ini sejalan dengan pola historis karena tidak adanya kegiatan manufaktur selama libur panjang Idul Fitri mendorong turunnya ekspor dan impor. Didorong oleh tanda-tanda peningkatan ekspor manufaktur seperti baja, mesin, peralatan listrik, dan komponen kendaraan atau pendukung yang sejauh ini telah mengimbangi lemahnya komoditas ekspor," ujar Satria.

Di sisi impor, Satria mencatat penurunan impor migas telah berkontribusi pada peningkatan neraca perdagangan. Di semester I 2019, impor migas Indonesia mencapai 10,89 miliar dollar AS dengan volume 19,91 juta ton, turun 22,55 persen yoy dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 14,06 miliar dollar AS dengan volume 23,82 juta ton.

"Karenanya, defisit perdagangan migas Indonesia sebesar 4,78 miliar dollar AS pada Januari-Juni 2019 lebih rendah dibandingkan dengan defisit 5,6 miliar dollar AS pada periode yang sama tahun lalu," ungkap dia.

Tapi, penurunan suku bunga ini disinyalir akan diberlakukan secara bertahap untuk menekan kepemilikan asing atas obligasi pemerintah.

Baca juga: BI Tetap Tahan Suku Bunga di 6 Persen

Data Kementerian Keuangan terbaru menunjukkan, kepemilikan asing pada obligasi pemerintah Indonesia kini telah melebihi Rp 1.000,4 triliun, naik 11,9 persen dari Rp 893,5 triliun pada awal Januari tahun ini. Peningkatan 11,9 persen pada bulan Juni ini sudah dua kali lipat dari lonjakan yang dicatat Indonesia sepanjang 2018.

"Saat ini, investor asing mengendalikan 39,21 persen dari total obligasi yang dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Situasi ini menimbulkan kesulitan chicken and egg bagi para pembuat kebijakan. Suku bunga yang sangat tinggi di Indonesia akan terus mendorong kepemilikan asing dan meningkatkan kerentanan eksternal ekonomi dalam jangka panjang," ujarnya.

"Dalam pandangan kami, BI akan memotong suku bunga secara bertahap sejalan dengan pemulihan neraca perdagangan untuk menghindari arus keluar asing yang besar," tambah Satria.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com