Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Layanan Antar Makanan Sebabkan Sampah Plastik Terbanyak, Ini yang Dilakukan Go-jek

Kompas.com - 22/07/2019, 16:38 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Layanan antar makanan besutan Gojek, Go-Food menjadi salah satu layanan super yang diminati masyarakat. Bahkan layanan ini kerap dipilih milenial yang sifatnya cenderung pemilih.

Enam jam setelah layanan ini diluncurkan, Go-Food meledak menjadi layanan pesan antar yang paling banyak digunakan.

Namun, layanan pesan antar seringkali menyumbang sampah plastik

Lantas, bagaimana cara Gojek meminimalisir penggunaan sampah plastik dalam layanan pesan antarnya?

Co-Founder Gojek Kevin Aluwi mengatakan, saat ini telah banyak langkah yang dilakukan Gojek untuk meminimalisir sampah plastik meski baru tahap awal. Kevin mengatakan, pihaknya telah bekerjasama dengan merchant Go-Food untuk mengurangi penggunaan sampah plastik.

"Ini juga salah satu concern kami sebagai manajemen. Meski baru tahap awal, kami sudah melakukan kerjasama dengan beberapa merchant tertentu. Merchant-merchant itu sudah menambah biaya untuk setiap plastik yang keluar, yang tadinya diberikan cuma-cuma," kata Co-Founder Gojek Kevin Aluwi di Jakarta, Senin (22/7/2019).

Kevin menuturkan, merchant-merchant juga telah bekerjasama dengan perusahaan untuk mengubah kemasan plastik ke kertas box, dan meminimalisir keberadaan sendok maupun garpu plastik.

"Ada juga merchant yang bekerjasama dengan perusahaan tertentu. Mereka tetap memakai plastik, tapi plastik itu gampang terurai. Yang biasanya plastik baru terurai sampai ratusan tahun, sekarang 1-2 tahun sudah punah," papar Kevin.

Tak hanya itu, mulai bulan ini Gojek juga akan membagikan tas khusus mitra driver yang memiliki volume tinggi dalam menerima pesanan antar makanan sehingga bisa meminimalisir penggunaan sampah plastik.

"Mulai bulan ini kami akan membagikan tas khusus untuk driver-driver yang volume order Go-foodnya tinggi. Dia ambil pesanan ditaruh di kantong itu, satu kantong itu bisa memuat banyak makanan sehingga enggak perlu plastik lagi," jelas Kevin.

Founder dan CEO Gojek Global Nadiem Makarim menambahkan, kunci mengurangi sampah plastik adalah dari tekad konsumennya sendiri.

"Kuncinya adalah di konsumen, kalau konsumen tidak mau membayar lebih ekstra untuk menggunakan plastik, buat saya akselerasinya akan sangat mandek. Jadi, dunia ada di konsumen, maka konsumen sangat bisa mengubah paradigma," pungkas Nadiem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com