Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laba BNI Tumbuh Tipis di Semester I 2019, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 23/07/2019, 17:42 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia Persero (Tbk) (KOMPAS100: BBNI) mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 2,7 persen dari Rp 7,44 triliun pada semester I 2018 menjadi Rp 7,63 triliun pada semester I 2019.

Angka tersebut jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan laba BNI yang pada semester I 2018 yang mencapai 16 persen jika dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya.

Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo menjelaskan salah satu yang menyebabkan cenderung tertahannya pertumbuhan laba adalah meningkatnya pertumbuhan biaya dana BNI (cost of fund) dari 2,8 persen tahun lalu menjadi 3,2 persen tahun.

"Kalau dari sisi pendapatan bunga, tekananannya dari sisi interest expense yang tercermin dari cost of fund tahun lalu yang meningkat, tahun lalu 2,8 persen sementara tahun ini 3,2 persen," ujar Anggoro di Jakarta, Selasa (23/7/2019).

Baca: BNI Raih Laba Bersih Rp 7,63 Triliun pada Semester I 2019

Di sisi lain, dari segi pendapatan bunga, BNI mencatatkan pertumbuhan sebesar 9,4 persen, lebih rendah dari pendapatan bunga tahun lalu yang memncapai 13,3 persen.

Pendapatan bunga bersih BNI pun hanya tumbuh sebesar 1 persen, adapun tahun lalu tumbuh 5,4 persen.

Tahun ini, NIM BNI tercatat sebesar Rp 17,61 triliun dari sebelumnya Rp 17,45 triliun.

"Sementara pertumbuhan kreditnya 20 persen, salah satunya karena ekspansi pinjaman semester I komponen terbesar ada di kuartal II, sehingga kita belum mendapatkan pendapatan bunga secara maksimal," ujar Anggoro.

Walaupun demikian, Anggoro menjelaskan, merosotnya sumber pendapatan laba tersebut dikompensasi dengan pertumbuhan pendapatan non bunga atau fee based income yang sebesar Rp 5,38 triliun atau tumbuh sebesar 11,6 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Sebesar 96,5 persen dari pendapatan non bunga tersebut berasal dari recurring fee yang tumbuh 16,6 persen (yoy) menjadi Rp 5,2 triliun.

"Sehingga, pendapatan bunga memang belum maksimal karena periode ini baru 3 bulan tetapi pendapatan berbasis biaya sudah terlihat," jelas Anggoro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com