Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Penanganan Stunting, Solusi untuk Tingkatkan Ketahanan Pangan Nasional

Kompas.com - 24/07/2019, 13:28 WIB
Alek Kurniawan,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com
- Permasalahan stunting menjadi sorotan utama dalam peningkatan ketahanan pangan nasional.

Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi mengatakan, untuk mengatasi permasalahan ini tidaklah cukup jika dikerjakan sendiri.

"Perlu adanya sinergitas antar lembaga dan kementerian untuk menyelesaikan masalah stunting bersama-sama," ujar Agung dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang digagas BKP di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (24/7/2019).

Oleh karenanya, Kementan pun mengundang beberapa lembaga dan kementerian untuk membahas langkah strategis penurunan stunting ini.

Baca jugaCegah Stunting, Beras Multivitamin Akan Dibagikan ke Ibu Hamil

Beberapa di antaranya Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Sosial (Kemensos), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Desa, Lembaga Ketahanan Nasional, dan Badan Pembangunan Nasional.

Agung mengatakan sebelum masuk ke stunting, ada tiga faktor penting terkait ketahanan langan nasional, yakni menyangkut ketersediaan, keterjangkauan, dan pemanfaatan.

"Untuk ketersediaan, Kementan mempunyai peran penting dalam hal menyediakan dan mencukupi pangan lewat pertanian," ujar dia.

Adapun dua hal penting yang tengah dilakukan Kementan guna memonitor ketahanan pangan nasional, yakni kewaspasaan pangan serta food security and vulnerability atlas (peta ketahanan dan kerentanan pangan).

Gangguan kognitif

Asal tahu saja, stunting merupakan masalah gizi kronis yang diawali dari kondisi ibu pada kehamilan. Kondisi stunting ini membuat ukuran anak menjadi lebih rendah dari anak sebayanya.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pelayanan Masyarakat Kemenkes Kirana Pritasari mengatakan, masalah besar akan dihadapi seseorang jika permasalahan stunting tidak diatasi, yakni gangguan kognitif.

"Gangguan kognitif ini bisa membuat kemampuan anak jadi kurang kompetitif dan tidak produktif sehingga bisa menggangu pembangunan bangsa," ungkap Kirana.

Masalah stunting ini, lanjutnya, juga bisa berawal dari perilaku, di antaranya perilaku pemanfaatan konsumsi, pemanfaatan sanitasi, dan waktu pernikahan (dini).

Kegiatan Posyandu di wilayah Ogan Komering Ilir, salah satu langkah pencegahan stunting. Kegiatan Posyandu di wilayah Ogan Komering Ilir, salah satu langkah pencegahan stunting.
"Ketiga faktor di atas punya peran penting terhadap persebaran stunting di Indonesia," jelas Kirana.

Dalam forum diskusi ini, hadir pula Dirjen Penanganan Fakir Miskin Kemensos, Andi Dulung.

Andi mengatakan, Kemensos turut mempunyai andil dalam pengentasan daerah rentan rawan pangan, utamanya masalah stunting.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
Anjlok Rp 18.000 Per Gram, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 23 April 2024

Anjlok Rp 18.000 Per Gram, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com