JAKARTA, KOMPAS.com - Serangan wabah penyakit Pestalotiopsis sp terhadap 382.000 hektar perkebunan karet di Indonesia diperkirakan akan berpengaruh terhadap produksi karet.
Begitu disampaikan oleh Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono dalam laporannya saat rapat koordinasi di Kantor Kemenko Perekonomian.
“Penyakit ini diperkirakan berdampak pada penurunan produksi karet Indonesia secara nasional pada tahun 2019 minimal 15 persen,” ujarnya seperti dikutip dari siaran pers, Jakarta, Rabu (24/7/2019).
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud mengatakan, produksi karet RI mencapai 3,68 juta ton dan produktivitas 1,19 ton/ha pada 2017.
Baca juga: Karet, Sawit, Kakao dan Kopi Jadi Produk Ekspor Utama Indonesia
Produksi karet tersebut berasal dari perkebunan karet dengan luas yang mencapai 3,66 juta pada tahun yang sama.
Itu artinya, bila produksi anjlok 15 persen akibat penyakit Pestalotiopsis sp, maka produk karet Indonesia hanya akan mencapai 3,12 juta ton.
Perkebunan karet Indonesia didominasi oleh perkebunan rakyat yang mencapai 85 persen dengan lapangan kerja 2,5 juta KK dengan rata-rata luas kepemilikan sekitar 1,25 hekter.
Saat ini karet merupakan salah satu andalan ekspor Indonesia yang berkontribusi besar terhadap devisa negara. Volume ekspor mencapai 2,99 juta ton dengan nilai 5,10 miliar dollar AS.
Baca juga: Tingkatkan Produksi, Lahan Karet Tua akan Diremajakan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.