JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) berdasarkan hasil survei pemantauan harga melaporkan besaran inflasi pada pekan terakhir Juli 2019 sebesar 0,23 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya (mtm).
Sementara jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, inflasi pada akhir Juli 2019 sebesar 3,23 persen (yoy).
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, penyumbang inflasi terbesar berasal dari cabai rawit yang berkontribusi hingga 0,12 persen terhadap keseluruhan inflasi akhir Juli 2019 ini.
"Jadi separuhnya inflasi disumbang oleh cabai rawit," ujar Perry di Jakarta, Jumat (26/7/2019).
Baca juga: Terjadi Inflasi 0,68 Persen pada Mei 2019, Apa yang Kita Rasakan?
Sementara komoditas lain yang turut berkontribusi terhadap tingkat inflasi Juli 2019 ini adalah emas perhiasan dengan kontribusi sebesar 0,04 persen.
Perry menjelaskan, tingginya inflasi cabai diakibatkan faktor musiman, yaitu masa panen cabai yang di luar jadwal.
Selain itu, Perry mengatakan kebiasaan masyarakat yang kerap mengonsumsi cabai segar juga berkontribusi terhadap tingginya harga cabai di dalam negeri.
"Pola konsumsi dari masyarakat yang memang harus mulai membiasakan kalau pengin pedas tidak harus fresh. Sekarang sudah mulai cabai dalam pasta, cabai kering, enaaak tetep pedesnya," ujar dia.
Walaupun demikian, harga-harga yang mengalami deflasi seperti tarif angkutan antar kota turun 0,08 persen dan bawang merah 0,06 persen.
Selain itu juga harga tomat sayur, daging ayam, dan tarif angkutan udara juga masih turun 0,02 persen.
Baca juga: Wapres : Inflasi Bagaikan Tekanan Darah
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.