Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Lepas Blue Band, Unilever Akan Jual Merek Lain?

Kompas.com - 27/07/2019, 06:30 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

LONDON, KOMPAS.com — Unilever Plc mengatakan siap menjual brand produknya yang terkenal sebagai bagian dari agenda bisnis berkelanjutan perusahaan.

Mengutip The Guardian, Chief Executive Alan Jope memprediksi, tidak dibutuhkan waktu lama lagi bagi perusahaan-perusahaan consumer goods untuk menjual produk pemutih pakaian, atau sampo yang sekadar menawarkan efek rambut lebih berkilau.

Unilever, yang saat ini memiliki portofolio lebih dari 400 brand, akan melihat apakah merek yang dikelolanya memiliki alasan untuk dipegang dalam jangka panjang.

"Apakah brand ini akan membuat masyarakat dan planet lebih baik dalam beberapa dekade ke depan?" kata Jope.

Baca : Unilever Jual Lini Bisnis Blue Band Rp 2,9 Triliun

Pernyataan Jope ini memunculkan kemungkinan bahwa Unilever akan menjual brand miliknya. Pasar khawatir ini akan memangkas perolehan laba perusahaan. Namun, Jope mengaku tak khawatir.

Unilever saat ini memiliki brand dengan penjualan berkelanjutan yang cukup kuat. Sebut saja Dove, Sunsilk, Lux. Sebanyak 28 brand memimpin penjualan di industri serta menyumbang lebih dari separuh penjualan grup yang mencapai 51 miliar euro pada 2018.

Pernyataan Jope ini keluar di tengah pertemuan dengan investor dalam rangka pengumuman semester pertama 2019. Perusahaan mencatat pertumbuhan penjualan (underlying sales) sebesar 3,5 persen dan laba operasional sebesar 4,6 miliar euro.

Kepada Bloomberg, Jope mengatakan, angka penjualan ini masih sejalan dengan target pertumbuhan perusahaan yang sebesar 3-4 persen di periode tersebut. Penjualan ini terutama ditopang pertumbuhan di emerging market dengan kenaikan 6,2 persen.

Sekadar mengingatkan, Unilever pada dua tahun lalu mengungkapkan kepercayaannya pada pertumbuhan produk organik.

Pada 2017, misalnya, Unilever memutuskan menjual bisnis margarin dan selai, salah satunya dengan merek Blue Bland, senilai total 6,8 miliar euro. Salah satu alasan Unilever, pertumbuhan bisnis makanannya akan lebih baik tanpa margarin.

Ketika itu, Unilever juga membeli Sir Kensington, yang dikenal memproduksi produk bumbu organik atau yang tidak mengandung unsur genetically modified organism (non-GMO).

Unilever percaya, pasar makanan organik akan terus bertumbuh, bahkan dengan rata-rata tahunan lebih dari 16 persen hingga 2020. Angka ini jauh lebih tinggi ketimbang permintaan makanan kemasan yang diperkirakan tumbuh 4,5 persen.

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Setelah Blue Band, Unilever siap jual aset lagi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com