Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Mau Isi Menteri Ekonomi Jokowi? Harus Punya Kriteria Ini

Kompas.com - 31/07/2019, 05:15 WIB
Yoga Sukmana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Core Indonesia Muhammad Faisal menilai, pilihan menteri bidang ekonomi dari partai politik tidak berarti buruk.

Meski begitu, ada berbagai kriteria yang harus dipenuhi bila Presiden Jokowi memilih orang partai politik masuk dalam jajaran menteri bidang ekonominya pada periode kedua.

"Pilihan dari parpol pun bukan berarti buruk asal dia punya kompetensi di bidangnya," ujarnya di Jakarta, Selasa (30/7/2019).

"Dia harus punya kemampuan dan kompetensi di bidang yang dia pimpin itu. Jangan sampai hanya pilihan politik saja,' sambungnya.

Baca: Survei: Mayoritas Investor Ogah Tim Ekonomi Kabinet Jokowi Diisi Politisi

Selain itu, kriteria lainnya yakni juga paham dengan sektor ekonomi lainnya dan memiliki kepemimpinan yang kuat. Hal ini penting agar tercipta sinergi antar-sektor.

"Faktor leadership dan kemampuan untuk mengkoordinasi antar kementerian itu menjadi penting. Contoh Kemenko harus lebih kuat orangnya dan institusinya," kata dia.

Sebaiknya dari profesional

Meski memiliki penilaian di atas, Faisal tetap mengatakan bahwa tim kabinet sebaiknya berasal dari profesional, apalagi untuk tim ekonomi Jokowi.

Sebelumnya, para investor menginginkan tim ekonomi kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin diisi oleh kalangan profesional. Begitu hasil survei Katadata Insight Center yang dirilis pada Kamis (25/7/2019).

Menurut CEO Katadata.co.id Metta Dharmasaputra, persentase responden investor yang ingin kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin diisi profesional mencapai 65 persen responden.

"Hanya 3 persen investor institusi yang menilai tim ekonomi ideal jika diisi oleh politisi," ujarnya di Jakarta.

Sementara itu 32 persen responden lainnya menilai tim ekonomi kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin diisi oleh gabungan profesional dan politisi secara berimbang.

Selama ini menteri dari partai politik diidentikkan dengan kepentingan. Sementara itu kata dia, investor khawatir masuknya kepentingan bisa menimbulkan distorsi dalam pengambilan keputusan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com