Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suku Bunga Penjaminan Valas Tak Ikut Turun, Ini Alasan LPS

Kompas.com - 31/07/2019, 18:37 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Penjamin Pinjaman (LPS) telah menetapkan penurunan tingkat bunga penjaminan LPS untuk simpanan rupiah pada Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) masing-masing sebesar 25 basis poin (bps).

Namun, penurunan serupa tak terjadi pada suku bunga penjaminan valuta asing (valas) yang tetap berada di angka 2,25 persen.

Kepala Eksekutif LPS Fauzi Ichsan mengatakan, alasan suku bunga penjaminan valas tak ikut diturunkan karena Bank Sentral AS The Fed belum menurunkan suku bunga acuannya meski ekspektasi pasar menunjukkan penurunan bakal terjadi.

"Kami melakukan penyesuaian suku bunga penjaminan berdasarkan fakta dan realisasi, bukan ekspektasi semata. Kita melihat The Fed belum menurunkan suku bunga, rate-nya masih 2,5 persen," kata Fauzi Ichsan di Jakarta, Rabu (31/7/2019).

Baca juga: LPS Turunkan Tingkat Suku Bunga Penjaminan

Sementara kata Fauzi, penurunan tingkat bunga penjaminan LPS untuk simpanan rupiah pada Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) terjadi, karena memang Bank Indonesia (BI) telah melonggarkan kebijakan moneter mulai dari penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) dan suku bunga.

"Penurunan LPS rate rupiah terpicu karena diturunkannya suku bunga acuan bank sentral Indonesia dan pengurangan GWM telah terjadi, sehingga penurunan ini mengikuti momentum itu," ujar Fauzi.

Selain itu, penurunan tingkat bunga penjaminan untuk simpanan rupiah juga telah memperhitungkan tren pertumbuhan kredit perbankan yang mengalami penurunan sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami kenaikan.

"Dan biasanya di fiskal itu lebih kencang pencairannya pada semester II, jadi kami memutuskan untuk menurunkan. Adapun kedepannya kita akan terus pantau untuk melihat perubahan pasar seperti apa," ujar Fauzi.

Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah menambahkan, penurunan suku bunga penjaminan valas biasanya dilihat dari defisit neraca berjalan (Current Account Deficit/CAD).

Saat ini, Indonesia masih mengalami defisit neraca berjalan yang cukup dalam sehingga menurunkan suku bunga valas masih terasa sulit dilakukan.

"Sedangkan, salah satu cara untuk memperbaiki CAD ini adalah menutup defisit itu, yang bisa dilakukan dengan masuknya dana asing (inflow) dari luar. Pertimbangan-pertimbangan itulah yang membuat kami memutuskan suku bunga valas tetap berada di angka 2,25 persen," kata Halim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com