Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kementan Fokus Penyediaan Infrastruktur Kebutuhan Lahan Rawa

Kompas.com - 01/08/2019, 09:18 WIB
Alek Kurniawan,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Untuk mengoptimalkan percepatan program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi), Kementerian Pertanian (Kementan) fokus menyediakan infrastruktur dan sarana produksi yang mendukung kebutuhan di lahan rawa.

Direktur Serealia, Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan Bambang Sugiharto mengatakan Kementan telah mengalokasikan bantuan pengembangan lahan rawa untuk produksi pangan seluas 500.000 hektar (ha) yang berada di tiga provinsi.

Ketiga provinsi tersebut adalah Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.

Bantuan tersebut termasuk infrastruktur pertanian, seperti alat-alat pertanian (Alsintan) dan sarana produksi (Saprodi).

Baca juga: Upaya Kementan Tingkatkan Produktivitas Lahan Rawa di Sumsel

“Selain infrastruktur pendukung seperti tanggul, pompa dan pintu air, Kementan menyiapkan benih padi, pupuk hayati, dolomit, dan herbisida kepada petani secara gratis," ujarnya melalui rilis tertulis, Kamis (1/8/2019).

Ia menambahkan, lahan rawa jika dikelola secara optimal dapat memberikan produksi pangan yang tinggi sehingga stok beras nasional semakin bertambah. 

"Asalkan serius menggarap dengan penyediaan infrastruktur dan sarana produksi yang mendukung kebutuhan di lahan rawa, kami yakin rawa mampu mendukung ketahanan pangan nasional," ujar Bambang.

Pengembangan lahan rawa

Kemudian, terkait pengembangan padi di lahan rawa, Bambang menegaskan hal ini menjadi program prioritas di tengah maraknya alih fungsi lahan pertanian.

Berdasarkan data Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN), rata-rata alih fungsi lahan per tahun mencapai 150.000 hingga 200.000 ha.

“Jika tidak melakukan terobosan program Serasi maka bukan tidak mungkin Indonesia bisa terancam kerawanan pangan dikarenakan hilangnya lahan-lahan pertanian," tegasnya.

Dari data yang dihimpun Kementan, potensi rawa di Indonesia seluas 34,92 juta ha atau 18,28 persen luas daratan di Indonesia.

Baca juga: Meski Sulit, Kementan Optimis Dapat Manfaatkan Lahan Rawa dengan Baik

Namun, pemanfaatan rawa saat ini baru seluas 4,5 juta ha saja. Artinya, potensi pemanfaatan lahan rawa masih terbuka luas.

"Melihat hal ini ini saya optimis target 500.000 ha ini akan tercapai. Jika rata-rata produksi padi di lahan rawa 3 ton per ha maka 1,5 juta ton gabah kering giling yang bisa dihasilkan dalam 1 kali musim tanam," terang Bambang.

Oleh karena itu, Bambang menyebutkan dengan adanya infrastruktur yang dibuat maka bisa sampai tiga kali tanam, sehingga produksi total yang didapat sebanyak 4,5 juta ton gabah kering giling dari lahan rawa ini.

"Program Serasi ini akan menjadi pembuktian bahwa tipologi lahan yang sulit pun masih memungkinkan kita manfaatkan potensinya asal mau berusaha dan bersungguh-sungguh mengelolanya," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com