Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Bisa Balik ke Bawah Rp 14.000? Ini Kata Ekonom

Kompas.com - 02/08/2019, 05:45 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Peluang kurs rupiah untuk berada di bawah level Rp 14.000 per dollar AS di sisa 2019, dinilai cukup sulit. Kalaupun terjadi, ekonom menilai kondisi tersebut hanya bersifat temporer saja.

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan kurs rupiah Kamis (1/8/2019) terpaksa ditutup melemah di level Rp 14.116 per dollar AS atau koreksi 0,67 persen.

Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau yang dikenal dengan JISDOR ikut terdepresiasi sebanyak 72 poin dan membawa rupiah ke level Rp 14.098 per dolar AS.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, peluang rupiah untuk bergerak di bawah Rp 14.000 per dollar AS hanya temporer. Mengingat, berbagai sentimen yang bakal terjadi di sisa 2019 diprediksi masih akan menekan kurs rupiah.

Baca juga: Hari Ini Rupiah Menguat Tipis, Ditopang Sentimen Eksternal

Hingga akhir tahun, David memperkirakan rupiah bakal bergerak di rentang Rp 14.000 per dollar AS hingga Rp 14.500 per dollar AS. Dengan perkiraan, Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) dan BI bakal memangkas suku bunga acuannya sebanyak dua kali di Oktober dan Desember 2019

Sebagaimana diketahui, The Fed memangkas suku bunga acuannya (FFR) sebanyak 25 basis poin (bps) ke level 2 persen hingga 2,25 persen. Namun, pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell yang mengindikasikan sinyal pemangkasan FFR secara terbatas atau tidak seagresif sebelumnya, justru berhasil membuat dollar AS menguat signifikan.

Akibatnya rupiah justru tertekan pada perdagangan Kamis.

Baca juga: Siang Ini, Rupiah Masih Melemah di Level Rp 14.021 Per Dollar AS

"Tadi malam diputuskan ada mini easing cycle oleh The Fed, mirip yang terjadi di 1990an, di mana ada pelonggaran moneter temporer. Tapi kali ini berbeda dari ekspektasi pasar," jelas David kepada Kontan, Kamis.

Sebelumnya pasar memperkirakan pelonggaran moneter yang akan dilakukan The Fed bersifat jangka panjang. Namun, faktanya Powell menunjukkan sinyal bahwa pelonggaran bersifat jangka pendek.

Apalagi, pemangkasan FFR hanya 25 bps dari perkiraan sebelumnya yakni 50 bps.

Untuk itu, David menilai penguatan dollar AS yang terjadi sebatas masalah ekspektasi pasar. Sehingga, pelemahan rupiah masih akan mengikuti perkembangan global.

Pun secara tren masih memungkinkan untuk menguat terbatas, lewat dukungan arus modal asing masuk di pasar obligasi Tanah Air.

Baca juga: Data Ekonomi AS Melemah, Rupiah Berhasil Menguat

Adapun sentimen lain yang perlu diwaspadai bagi pergerakan rupiah ke depan, yakni perkembangan negosiasi perang dagang antara AS dengan China.

Apabila ketegangan negosiasi perang dagang AS dan China meningkat, dan The Fed tidak lagi memangkas FFR, maka rupiah berpotensi menuju Rp 14.500 per dollar AS di akhir tahun. (Intan Nirmala Sari)

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Rupiah bisa balik ke bawah Rp 14.000? Ini kata ekonom BCA

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com