Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemadaman Listrik, Operasional Indomaret dan Alfamart Terganggu

Kompas.com - 05/08/2019, 13:21 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comPemadaman listrik hampir seharian yang terjadi pada Minggu (4/8/2019) berdampak signifikan terhadap kegiatan bisnis. Salah satu yang terdampak adalah minimarket.

Managing Director PT Indomarco Prismatama (Indomaret) Wiwiek Yusuf mengatakan, pihaknya mengalami kerugian dengan adanya pemadaman listrik yang memakan waktu lama tersebut. Sebab, kios Indomaret tidak bisa beroperasi optimal tanpa adanya aliran listrik.

“Kerugian pasti ada, tapi kami belum kalkulasi. Toko seperti Indomaret memang sangat bergantung dengan tenaga listrik,” ujar Wiwiek kepada Kompas.com, Senin (5/8/2019).

Wiwiek mengatakan, setiap kios dibekali dengan genset berkapasitas 5 Kilovolt Ampere (kva). Genset hanya bisa digunakan terbatas untuk mesin pendingin, kasir, dan penerangan seadanya.

Baca juga: Dampak Listrik Padam, Perjalanan KA Jakarta-Malang Terlambat 4 Jam

Namun, daya tahan listrik berbeda-beda setiap kios, tergantung bahan bakar yang tersedia.

"Bila listrik mati lama, back up yang kami siapkan juga tidak mampu terus hidup karena keterbatasan bahan bakar genset,” kata Wiwiek.

Jika bahan bakar genset habis, maka terpaksa toko tersebut ditutup. Namun, hingga kini ia belum menghitung berapa banyak toko yang terdampak maupun ditutup akibat pemadaman listrik tersebut.

Sementara itu, Corporate Communication GM Alfamart Nur Rachman menyayangkan pemadaman yang terjadi kemarin.

Baca juga: Dampak Listrik Padam, Bisnis Potong Rambut di Bandung Rugi hingga 10 Juta

Akibatnya, banyak kios yang terbatas pelayanannya, bahkan tutup karena tak disediakan genset.

“Kami rasa mungkin istilah kerugian kurang tepat, namun lebih ke terganggunya proses bisnis karena total jam operasional berkurang akibat toko tutup lebih awal,” kata Rachman.

Pemadaman listrik yang terjadi pada Minggu dan Senin ini karena adanya gangguan pada transmisi sutet 500 kv PLN di Jawa Barat, kemudian gas turbin 1 hingga 6 Suryalata mengalami off.

Baca juga: Dampak Listrik Mati, Kedatangan Kereta di Stasiun Madiun Terlambat hingga 6,5 Jam

Meski aliran listrik di sebagian wilayah Jabodetabek sudah tersambung, masih ada beberapa wilayah yang masih padam. Bahkan, PLN menyatakan bahwa hari ini akan ada pemadaman bergilir di Jabodetabek yang berlangsung hingga Senin sore.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT PLN (Persero) Sripeni Inten Cahyani berharap listrik di seluruh wilayah akan normal kembali pada malam hari nanti.

"Mudah-mudahan nanti malam ya, target itu saya mengharapkan nanti pukul 16.00 WIB ada dua unit PLTU akan masuk, jadi kira-kira 1.000 MW. Lalu PLTU-PLTU lainnya yang kapasitas 300 MW akan masuk juga, tetapi agak menjelang malam," kata dia.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com