Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhub Minta Pasokan Listrik untuk MRT Tak Hanya dari Satu Pembangkit

Kompas.com - 06/08/2019, 15:48 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menyiapkan cadangan listrik untuk Moda Raya Terpadu (MRT) dan Kereta Rangkaian Listrik (KRL).

Hal tersebut untuk mengantisipasi agar layanan tak terhenti jika terjadi kembali pemadaman listrik seperti yang terjadi pada Minggu (4/8/2019) lalu.

“Bayangkan KRL itu sudah 1,2 juta orang, mungkin MRT sudah mendekati 500.000 (penumpang). Begitu masifnya. Sehingga kita mengharapkan PLN ada back up,” ujar Budi di Jakarta, Selasa (6/8/2019).

Baca juga: Menhub: Seharusnya MRT dan KRL Punya Pembangkit Listrik Sendiri

Budi menambahkan, sebaiknya pasokan listrik bagi moda transportasi tak hanya dilayani dari satu pembangkit saja. Sehingga, jika terjadi masalah di salah satu pembangkit, masih ada cadangan dari pembangkit lainnya.

“Katakanlah LRT dan MRT Jakarta ini disuplai dari Priok atau Gandul. Tapi di back up dengan sistem yang lain. Pembangkit itu dipisah, jangan digabung,” kata Budi.

Sebelumnya, matinya aliran listrik di wilayah Jakarta membuat empat rangkaian perjalanan MRT Jakarta terhenti. Sebanyak 3.000 orang penumpang harus dievakuasi.

Baca juga: PLN Klaim Punya Cadangan Listrik untuk MRT, Kenapa MRT Ikut Mati?

Dalam kesempatan terpisah, Corporate Secretary PT MRT Jakarta, Muhammad Kamaluddin mengatakan, cadangan pembangkit listrik atau backup genset di stasiun dan bukan di kereta.

Sehingga, matinya aliran listrik tidak mengganggu operasional MRT secara keseluruhan.

"Pembangkit listrik cadangan kami untuk menjamin suplai udara lancar, lampu emergency dan sebagainya tetap menyala saat mati lampu," ujar Kamaluddin kepada Kompas.com, Minggu (4/8/2109).

Dalam keterangan resminya, Kamaluddin menuturkan, sistem pasokan listrik untuk MRT Jakarta memang mengandalkan sistem listrik nasional yang dikelola oleh PLN.

"Gangguan yang dialami oleh PLN berdampak pada terputusnya pasokan listrik," ujarnya.

Baca juga: Simak 7 Fakta Black Out Listrik DKI, Banten, dan Jabar

Saat ini kata dia, terdapat 2 jalur pasokan listrik MRT yang bersumber dari 2 subsistem 150kV PLN yang berbeda.

Subsistem tersebut yakni Gandul-Muara Karang melalui Gardu Induk PLN Pondok Indah dan Subsistem Cawang-Bekasi melalui Gardu Induk PLN CSW.

PLN, kata dia, telah berkomitmen untuk mendukung kehandalan pasokan listrik ke sistem MRT Jakarta dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas tambahan di Jakarta sebagai subsistem ketiga tersebut.

Baca juga: Kadin DKI Perkirakan Kerugian akibat Mati Listrik Capai Triliunan Rupiah

Adapun kemarin Budi mengatakan, seharusnya perusahaan penyedia jasa transportasi umum memiliki pembangkit listrik sendiri.

"Saya sebenarnya sudah melakukan rekomendasi dari sejak dulu saya di Jakpro, bahwa kalau ada kegiatan strategis seperti bandara, MRT, kereta listrik, itu mesti punya pembangkit sendiri," ujar dia di Jakarta, Senin (5/8/2019).

Dengan demikian, maka perusahaan pengelola MRT dan Commuter Line, yaitu PT MRT Jakarta dan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) memiliki cadangan listrik sendiri dan tidak hanya mengandalkan aliran listrik dari PLN.

Baca juga: Senin Pagi, MRT Jakarta Beroperasi Normal

Dia pun mencontohkan operasional Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang sudah memiliki cadangan listrik sendiri dengan menggunakan genset. Sehingga, ketika blackout terjadi seperti kemarin, pelayanan bandara tetap berjalan normal.

"Seperti di Soekarno Hatta, dia punya back up genset dan dia punya back up jaringan Jawa Bali sehingga double cover," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com